ANGKAT TANGAN

Mazmur 134:2

Perintah “angkat tangan” sering kita dengar dalam suatu situasi dimana seorang penegak hukum berusaha memeringatkan seorang tersangka atau penjahat untuk menyerah. Kalau dalam konteks ibadah, mengangkat tangan adalah posisi menyembah sebagai tanda penyerahan dan pelayanan. Ini adalah karakteristik dari pengikut Yesus.[1] Dalam beberapa bagian Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, mengangkat tangan identik dengan penyembahan atau doa kepada Tuhan.

Mari kita mulai dari Perjanjian Lama. Dalam Nehemia 8:7 ketika Ezra memuji Tuhan, umat Tuhan menyambut dengan mengangkat tangan dan sujud menyembah. Mengangkat tangan juga adalah suatu sikap datang kepada Tuhan dalam Ratapan 3:41. Ada kata lain yang serupa dengan mengangkat tangan yaitu menadahkan tangan, seperti di 1Raja-raja 8:54 atau di Mazmur 143:6. Sedangkan dalam Perjanjian Baru menadahkan tangan dikaitkan dengan berdoa, seperti di 1Timotius 2:8.

Saya percaya pujian adalah pernyataan memuji Tuhan atas apa yang IA lakukan dalam hidup kita. Ulangan 10:21. Sementara itu penyembahan adalah memuja Tuhan karena pribadiNYA, berdasarkan pengenalan akan siapa Allah itu. Yehezkiel 1:26-28. Namun keduanya dapat diekspresikan dengan mengangkat tangan.

Mengangkat tangan adalah suatu gerakan yang dapat dilakukan dengan tingkat kesulitan yang rendah. Tetapi mempertahankan untuk mengangkat tangan adalah sesuatu yang dapat melelahkan, bahkan menyakitkan. Seorang India bernama Amar Bharati mengangkat tangan kanannya sejak tahun 1973 dan tidak pernah menurunkannya sampai dengan hari ini. Ia melakukan ini demi komitmennya untuk memuja dewa Siwa (terjemahan lain Shiva/Siva).[2] Percayalah kita memiliki Allah yang luar biasa melebihi segala allah, IA layak menerima jauh lebih banyak dari yang bisa allah lain terima. Yesaya 40:18-20.

Korban atau kurban adalah suatu pemberian atau persembahan untuk Tuhan berdasarkan kata serapan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia.[3] [4] Hal ini tentu saja menimbulkan rasa sakit, rasa kehilangan, namun di saat yang sama direlakan karena dipersembahkan kepada Tuhan. Daud pernah memberikan pernyataan bahwa harus ada harga yang dibayar untuk suatu korban. 2Samuel 24:24.

Tahun 2023 adalah tahun totalitas bagi kita jemaat, karena Allah sudah memberikan segalanya bagi kita terlebih dahulu. IA menyelamatkan kita tanpa ada satu pun yang harus dikerjakanNYA lagi, karena semuanya sudah selesai secara sepenuh-penuhnya, menyeluruh, total. Yohanes 19:30. Kita bisa merespons dengan melakukan apa yang tertulis dalam hukum terutama. Markus 12:30. Ayat ini sebenarnya sudah pernah tertulis di Perjanjian Lama yaitu di Ulangan 6:5.

Kita dapat melihat bahwa perintah untuk mengasihi Allah dengan segenap kekuatan, kemudian ditambah dengan interpretasi dari Mazmur 35:10 dimana segala tulang (keseluruhan tubuh) berkomunikasi dengan Tuhan. Ini menjadi alasan seorang penganut Yudaisme untuk mengaktifkan semua aspek jasmani dan jiwani agar terlibat dalam doa. Ia mendorong setiap jaringan hidup untuk terlibat dalam hubungan dengan Sang Pencipta.[5]

Contoh doa yang dipanjatkan orang Yahudi.

Kalau mereka yang belum percaya dalam anugerah total dalam Tuhan Yesus Kristus dapat melakukan hal itu, tentu saja kita punya alasan lebih kuat untuk mengangkat tangan kita dalam penyembahan. Setidaknya karena kita mengerti 3 hal berikut:

  • Mengangkat tangan adalah bagian dari pujian dan penyembahan kepada Tuhan.
  • Mengangkat tangan dapat menjadi korban yang dipersembahkan bagi Tuhan.
  • Mengangkat tangan dengan kerinduan untuk mengasihi Tuhan dengan seluruh kekuatan.

Hal ini disampaikan bukan supaya kita memiliki ritual dalam ibadah kita. Bukan juga supaya kita saling menghakimi satu dengan yang lain. Namun supaya kita bisa memahami bagaimana mencapai totalitas dalam pujian dan penyembahan kita.


[1] Markus Bockmuehl (editor), “The Cambridge Companion to Jesus” (Cambridge Companions to Religion), 2001. Cambridge University Press. Kindle Edition. Jesus and his God – The Beginning of Jesus’ Public Ministry, par.5.

[2] Nesa Alicia, “Amar Bharati, Petapa India Mengangkat Lengan Kanannya Selama 45 Tahun”,  https://nationalgeographic.grid.id/read/13947159/amar-bharati-petapa-india-mengangkat-lengan-kanannya-selama-45-tahun. Terakhir diakses 25-Februari-2023.

[3] Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek RI, KBBI Daring: “Kurban”, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kurban. Terakhir diakses 25-Februari-2023.

[4] Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek RI, KBBI Daring: “Korban”, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/korban. Terakhir diakses 25-Februari-2023.

[5] Yehuda Shurpin, “Shuckling: Why Do Jews Rock While Praying? – The Swaying Candle”. https://www.chabad.org/library/article_cdo/aid/702209/jewish/Shuckling-Why-Do-Jews-Rock-While-Praying.htm. Terakhir diakses 25-Februari-2023.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s