Setiap kita terlahir untuk sebuah misi. Setiap misi memiliki tujuan. Ini penting untuk diketahui oleh kita agar hidup yang kita jalani tidak sia-sia. Berbicara tentang kesia-siaan, Salomo, seorang raja besar dan terkenal, pernah menuliskan amsalnya mengenai kesia-siaan.

Salomo pernah berkata demikian: Apa guna kita bekerja? Pengkhotbah 1:3. Mari kita secara sadar merunut apa yang terjadi dalam siklus hidup manusia. Manusia Lahir – Proses Belajar – Bertumbuh Dewasa – Bekerja – Menikah – Merawat anak – Menua – Meninggal. Sehingga jika disederhanakan manusia lahir untuk meninggal. Begitu sia-sianya!

Ketika kita tidak menyadari misi yang kita emban, cepat/lambat hidup kita akan terjebak dalam rutinitas yang menjemukan Pengkhotbah 1:4-8. Tapi menarik sekali bahwa untuk setiap tokoh di Alkitab ada misi yang Tuhan embankan dalam hidup mereka. Mari kita lihat beberapa contoh diantaranya:

  • Adam, misi hidup manusia pertama ini tercantum dalam Kejadian 1:26.
  • Abraham, misi hidupnya terangkum di ayat ini Kejadian 22:18.
  • Musa, misi hidupnya dinyatakan di ayat Keluaran 3:10.
  • Elia, misi hidupnya bisa kita temukan di 1Raja-raja 19:16.
  • Yohanes Pembaptis, misi hidupnya dituliskan dalam Markus 1:2-4.
  • Yesus, Anak Allah yang memiliki misi luar biasa Yohanes 5:36.

Mengenali Misi : dalam perkataan pertama Yesus yang tercatat di Injil Lukas adalah: “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Yesus mengerti sejak berusia 12 tahun bahwa ia dipanggil pekerjaan/rencana Bapa di Surga. Kita bisa berkata: “Tentu saja! Dia Anak Allah.” Tetapi kita harus ingat karakter orangtua seperti apa yang membesarkan Yesus.

  • Maria adalah wanita yang sejak masa mudanya adalah hamba Allah, dia begitu taat sampai ketika mendapat panggilan sebagai “ibu” Kristus, dia berkata dalam Lukas 1:38 “Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.
  • Yusuf adalah seorang yang “tulus hati” Matius 1:19.
  • Mereka mengenalkan Yesus dengan pembacaan Taurat dan kehidupan Bait Allah. Lukas 1:21-22.

Seringkali saya bertanya kepada anak pra-remaja dan remaja, dan mereka tidak mengerti akan jadi apa mereka, apa yang Tuhan mau, karena ada orangtua yang merasa anak masih terlalu kecil untuk bicara tentang masa depan. Salah besar! Sejak anak kita mengerti dan mampu memahami (dalam istilah psikologi perkembangan Formal Operation Stage) bahkan juga tahapan sebelum itu, maka mereka bisa diajar mengenai hal ini. Mengenal misi mereka di dunia. Sehingga apa yang kita tabur di “Yerusalem” ini akan berbuah luar biasa.

Bagaimana dengan yang sudah dewasa seperti Bapak/Ibu. Mari lihat apa yang dikatakan Yesus di masa dewasanya.  Yohanes 17:4. Yohanes 10:25-30. “Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.

Inilah mengikut Yesus: melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus. Apakah dengan demikian kita meninggalkan pekerjaan kita? Saya melihat Yohana di Lukas 8:3, perwira Romawi di Matius 8:8, bahkan Nikodemus di Yohanes 19:39 tetap dalam pekerjaan mereka (selama itu tidak menciderai nilai-nilai kebenaran).

Melanjutkan pelayanan “Yerusalem” diatas, bagaimana dengan “Yudea”, “Samaria” dan “Ujung-ujung bumi”. Kisah Para Rasul 1:8. Minggu lalu kita sudah dijelaskan Gembala mengenai ini secara detail. Satu yang ingin saya garis bawahi bahwa semua itu berjalan parallel. “Saya ingin fokus pada pertobatan keluarga!” Itu bukan berarti kita tidak mau tahu mengenai pelayanan kepada yang lain.

Mari belajar dari 2Raja-raja 5:1-4. Penginjilan dimulai dengan kepedulian. Bukan sesuatu yang rumit, yang butuh keahlian khusus.

Melayani dengan Doa-Daya-Dana. Itu memberi kita opsi yang luas untuk terlibat dalam pelayanan apapun.

2 thoughts on “Misi Kita di Dunia.

Leave a comment