Kejadian 35:18
Dalam kehidupan ini ada pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dan perlu kita temukan jawabannya, setidaknya untuk diri kita sendiri. Abaikan pertanyaan-pertanyaan tidak penting yang sedang laku di tayangan televisi, seperti berapa tahun beda usia antara biru tua dan biru muda? Atau siapakah yang membunuh Laut Mati?
Namun ada pertanyaan lain yang lebih krusial, seperti mengapa saya ada? Apakah saya diciptakan untuk sesuatu? Ini adalah hal yang penting karena jawaban yang salah akan membawa pada cara hidup yang salah. Apa yang dipertaruhkan di sini adalah kehidupan kekal (Matius 25:46) yang ditentukan oleh Kristus sendiri (2Korintus 5:10).
Mengenai siksaan kekal (neraka) dan hidup kekal (surga) saya sudah pernah menyampaikan bahwa neraka tidak ada dalam rencana Allah bagi manusia. Tetapi memang disayangkan ada orang-orang yang memilih untuk tinggal di dalam gelap (anda bisa cek khotbah ini di http://www.gpdimahanaim-tegal.org tentang “Rencana Allah Bagi Anda” atau juga bisa dengan klik link ini).
Tentang Kristus yang akan menentukan apa yang kita peroleh dalam kekekalan, itu bukan berarti “untung-untungan”. Anda mendengar, percaya, dan melakukan sesuatu karena Anda punya misi (anda bisa cek khotbah ini di weblog saya tentang “Misi Kita di Dunia” atau juga bisa dengan klik link ini). Hal ini menjelaskan bahwa Anda diciptakan untuk sesuatu yang bisa dicapai.
Tetapi ada orang-orang yang tidak percaya misi itu, hidup sembarangan namun berharap mereka akan masuk ke dalam kekekalan. Mereka berlaku seperti ada kesempatan lain sesudah hari penghakiman itu. Kita akan belajar nanti bahwa hidup ini hanya akan berlangsung satu kali.
Lalu mengapa harus ada penderitaan dalam keberadaan manusia? Apakah Allah menciptakan penderitaan? Sebelum melihat ayat-ayat firman Tuhan mengenai penderitaan saya ingin membagikan dua ilustrasi berikut yang seringkali saya bagikan saat menjelaskan tentang kejahatan dan penderitaan yang terjadi atas dunia.
- Ilustrasi “Gelap versus Terang” dan “Dingin versus Panas”.
- Ilustrasi “Tukang Cukur Rambut”.
Ilustrasi-ilustrasi di atas menegaskan bahwa keberadaan Allah sangat menentukan keadaan manusia. Demikian juga manusia memiliki pilihan yang kemudian menentukan kondisinya. Kepercayaan-kepercayaan di luar Kristus memercayai konsep karma. Secara garis besar karma adalah sistem hidup berdasarkan pada perbuatan seseorang dan konsekuensi moral yang terjadi karena suatu pilihan perbuatan, khususnya di kehidupan yang tak terlihat[1], yaitu pada saat reinkarnasi atau kelahiran kembali.[2]
Karma tentu saja tidak sesuai dengan iman Kristen yang percaya bahwa hidup hanya satu kali (Ibrani 9:27) dan kemudian harus dipertanggungjawabkan pada Hakim segala hakim (Kristus). Wahyu 19:11. Tetapi kita percaya seseorang harus “menuai” apa yang ia “tabur” (2Korintus 9:6) dan seperti yang sudah dibahas di atas, “setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya” (2Korintus 5:10).
Hal ini termasuk apa yang diucapkan seseorang bisa “menuai” pembenaran atau malahan sebaliknya penghukuman. Matius 12:36-37. Jadi pastikan apa yang kita lakukan dan katakan adalah hal-hal yang baik dan membangun.
Kembali ke pembahasan mengenai pilihan. Anda bisa memilih untuk hidup di dalam gelap atau terang. Apakah penderitaan itu hilang sama sekali bagi mereka yang hidup di dalam terang? Menurut Alkitab jawabannya tidak. Anda tentu ingat keluhan dari pemazmur di Mazmur 73:13-14, dan peristiwa-peristiwa yang menimpa Paulus di 2Korintus 11:23-28.
Jadi penderitaan itu ada dan menimpa semua manusia. Tetapi bagi orang Kristen, penderitaan itu bisa menjadi sesuatu yang membanggakan Ketika Anda menderita karena Yesus (Kisah Para Rasul 5:41, Filipi 1:29), bukan karena perbuatan dosa dan perbuatan jahat (1Petrus 2:20, 3:17, 4:15). Penderitaan juga adalah bagian awal dari kemuliaan yang akan kita terima nantinya sebagai ahli waris dari janji-janji Allah (Roma 8:17, 1Petrus 5:10).
Pada akhirnya jika Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan meskipun kita sudah mengambil pilihan untuk hidup dalam terang, jangan takut dan gentar, kebahagiaan akan menjadi bagian kita yang melakukan kebenaran. 1Petrus 3:14. Percayalah saat Anda memilih hidup yang kekal, penderitaan tidak akan menyentuh Anda lagi dalam kekekalan. Wahyu 7:16.
GodblesS
JEFF
[1] Bruce R. Reichenbach, The Law of Karma (Hampshire & London: Macmillan, 1990), 1-3.
[2] Reichenbach, The Law of Karma, 11.