Setiap dari kita memiliki cara dan tanggapan yang berbeda dalam melihat sesuatu. Berbicara tentang perspektif, saya selalu mengingat kisah Ayub. Dia memiliki 3 orang sahabat, yang datang menjenguk saat mereka mendengar bahwa Ayub mengalami rangkaian “ketidakberuntungan”. Tentu saja kita yang membaca kisah ini sekarang, tahu bahwa itu semua disebabkan kerja iblis.
Ayub 5 adalah lanjutan perkataan/nasihat Elifas kepada Ayub. Elifas berpikir bahwa tidak mungkin suatu penderitaan tidak didahului oleh suatu dosa atau kesalahan. Karena itu di ayat 1 ia menantang Ayub, siapa yang akan membelanya bahwa dia tidak bersalah.
Selanjutnya di ayat 2-7 Elifas melihat bahwa ada hubungan yang tak terpisahkan antara kejahatan dan hukuman. Manusia menimbulkan kesusahannya sendiri.
Tentu saja apa yang dikatakan Elifas bukan serta merta suatu kesalahan total. Jika Anda melihat Yakobus 4:1-2 dijelaskan oleh Yakobus bahwa masalah atau konflik timbul seringkali karena apa yang kita inginkan sendiri. Bahkan disitu dituliskan “…karena kamu tidak berdoa.”
Karena Elifas melihat dari perspektif yang berbeda, dia tidak benar-benar memahami apa yang terjadi pada sahabatnya, Ayub. Kitab Ayub ini adalah kitab yang sangat menarik. Baik pendekatan sastra: narasi, puisi, dan konflik manusiawi yang dibangun didalamnya. Namun lebih dari itu, kitab Ayub, seperti ingin membukakan mata manusia, bahwa MANUSIA TIDAK TAHU APA-APA.
Hal ini selaras dengan apa yang pemazmur pernah sampaikan dalam Mazmur 73:12-14. Tapi yang menjadi poin kita hari ini ada di ayat berikut: Ayat 17 “…sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.”
Apa yang Anda alami sekarang? Cara pandang siapa yang Anda pakai? Anda berjuang, Anda bergumul? Apakah Anda sudah masuk dan melihat dengan cara pandang Allah? Apakah Anda Ayub yang sedang diuji Allah? Atau Anda seperti apa yang Yakobus katakan “ke-aku-an” yang menyebabkan masalah-masalahmu? Apapun itu mari kita pagi ini “masuk” lebih dalam ke pelatarannya Allah, dan melihat dengan cara pandang Allah. Karena cara pandangmu akan menentukan sikapmu.