Kasih Karunia.

Bagi orang Kristen istilah “Kasih Karunia” adalah suatu hal yang sering kita dengar. Atau mungkin Anda lebih familiar dengan istilah “Anugerah”. Ini adalah topik bahasan yang luas, dan tidak mungkin dibahas secara lengkap dalam sekali pertemuan. Bahkan sebenarnya ini harus kita pelajari hari demi hari. Karena Injil yang kita percayai dan yang kita pelajari sebagai sebuah Kabar Baik semuanya berisi tentang Kasih Karunia. Kasih Karunia adalah dasar percaya kita. Secara sederhana begini: Kita manusia berdosa – berbuat dosa – binasa – Allah mengasihi manusia – mengaruniakan anakNYA yang Tunggal – yang memberi diri untuk binasa – supaya dosa kita ditebus – hidup. Jadi Kasih Karunia itu memberi hidup, kehidupan. Yohanes 3:16.

Konsep awal di atas, begitu sederhana sehingga ketika kita percaya kepada Sang Kasih Karunia itu, maka kita memperoleh hidup yang kekal. Begitu sederhananya sampai banyak orang tidak percaya bahwa mendapat Kasih Karunia adalah semudah itu. Mereka menambah-nambahinya dengan aturan yang dibuat-buat.

Dengar baik-baik, jika Anda berdosa untuk sesuatu yang begitu mudah, karena
kita lahir dari keturunan pendosa. Mazmur 51:7. Bukankah seharusnya kita bersyukur bahwa Allah memberikan suatu jalan yang “mudah” untuk dapat diselamatkan dengan “lahir” dari Allah, yaitu dengan percaya kepada Yesus? 1Yohanes 5:1.

Dengan ini kita sudah menjawab pertanyaan orang-orang yang tidak percaya
bahwa Injil, adalah Kabar Baik, adalah Firman, dan itu “ringan”. Matius 11:28-30. Seberapa banyak dari kita yang percaya bahwa sekarang kita hidup dalam jaman Kasih Karunia? Seberapa banyak dari Anda menyadari bahwa jaman yang kita hidupi sekarang adalah jaman yang didamba-dambakan oleh orang-orang percaya dari jaman dahulu? Lucunya seringkali kita malah menginginkan hidup di masa lalu (jaman para Nabi), bukan?

Mazmur 32:1 “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!” Ribuan tahun sebelum Yesus hadir dan menjadi korban yang sempurna “sekali-untuk-selamanya”, Pemazmur (Daud) menubuatkan akan adanya orang-orang (suatu generasi) yang berbahagia. Mengapa? Karena mereka memperoleh kasih karunia, yaitu pengampunan dosa. Bagaimana? Ditutupi oleh Darah Kristus.

Untuk mengerti mengenai hal ini kita harus mengerti gambaran umum dari apa yang dipahami oleh orang-orang di jaman Daud. Kita mengerti bahwa mereka hidup dalam aturan hukum taurat. Salah satu yang menjadi praktek penebusan salah di zaman itu adalah dengan konsep korban. Jika bersalahnya dengan sesama manusia maka akan lebih mudah untuk menghitung berapa korban yang harus dibayar. Namun bagaimana jika bersalah terhadap Tuhan? Itulah mengapa Yesus memberi perumpamaan bahwa kita begitu berhutang kepada Tuhan sampai kita tidak dapat membayar. Matius 18:23-26.

Jadi Allah adalah yang pertama dari segala sesuatu. Allah punya rencana untuk segala sesuatu. Rencana Allah dari awal mula adalah menjadi kita mulia. Jadi sekarang kita mengetahui apa yang membuat kita mulia? Allah. Lalu datanglah Iblis. Mengapa iblis tidak datang dengan bentuk Dinosaurus yang raksasa? Karena manusia punya kuasa dan kemuliaan itu. Jadi apa yang dia serang? Pikiran manusia. Kejadian 3:1, 4, 5. Ketika manusia tahu, maka ketakutan punya celah masuk. Inilah juga maksud dari Hukum Taurat, menginsafkan akan dosa.

Sehingga apa yang membuat kita hina? Dosa. Allah sendiri tidak memandang hina ciptaanNYA. Ayub 36:5. Jadi masalahnya bukan di diri kita, tetapi apa yang nampak dari diri kita. Itulah mengapa Darah Yesus itu melingkupi / menutupi kita sehingga yang nampak bukan kita, tapi Darah Yesus.

Mari ambil pelajaran dari 1Korintus 1:27-31. Ay.27 – yang bodoh (tidak berhikmat), yang lemah itu yang dipakai. Ay.28 – yang tidak terpandang, hina,
tidak berarti. Ay.29 – supaya tidak ada yang bermegah. Ay. 30 – oleh DIA, dalam Yesus Kristus, dibenarkan, dikuduskan, ditebus. Ay.31 – bermegah dalam DIA.

Datanglah Adam “yang terakhir” 1Korintus 15:45, dan IA mengubahkan yang hina menjadi mulia ay.22. Kata “Dihidupkan kembali” memakai kata zoopoieoto restore to life.