Tradisi adalah kebiasaan yang kita ulangi karena seseorang melakukannya dan kemudian hal itu kita anggap sebagai sesuatu yang baik.
Saya selalu melipat plastik pembungkus, kertas pembungkus, atau kertas tisu yang sudah tidak dipakai dalam 4 langkah. Hal ini saya lakukan karena pernah saya lihat dilakukan oleh ayah saya. Suatu hari, kalau tidak salah di Brisbane, Australia, ketika berada di suatu café, kami berdua melipat bungkus makanan ringan yang kami ambil dengan cara yang sama. Hal itu dilakukan tanpa sadar, karena ayah saya mengajari untuk melipat sampah plastik atau kertas dengan rapi sehingga tidak mengambil banyak tempat dan juga terlihat berantakan di atas meja.
Dalam hidup kita ada banyak kebiasaan kita dipengaruhi tradisi yang diturunkan atau dipelajari langsung atau tidak langsung. Saya pernah menyampaikan di salah satu kelas PETC tentang konsep Quadrilateral dari Wesley. Bahwa teologi kita dipengaruhi oleh 4 hal yaitu: pengalaman, nalar, tradisi, Firman/Pewahyuan.
Tradisi menjadi sesuatu yang negatif ketika dilakukan untuk menghakimi. Lukas 11:37-39. Namun bukan berarti semua tradisi berarti adalah hal yang negatif, Yesus misalnya mengingatkan di ayat 42 bahwa sesuatu yang baik (dalam hal ini persembahan persepuluhan) harus dilakukan tanpa mengabaikan yang lain (hal-hal yang menunjukkan keadilan dan kasih Allah). Dengan demikian sebenarnya Yesus tidak meniadakan persepuluhan.
Mengenai persepuluhan, bahkan dalam konsep Kasih Karunia, persembahan ini tidak terbatas pada bilangan sepersepuluh, karena di Lukas 21:1-4 Yesus memuji seorang janda miskin yang memberi lebih banyak karena rasio yang ia miliki dibandingkan yang ia persembahkan. Demikian juga di kisah Zakheus, meskipun tidak berhubungan secara langsung dengan persepuluhan.
Kita bisa lihat bagaimana Kasih Karunia membuat seseorang bertobat dengan memberi lebih (4 kali lipat)
Lukas 19:8
Padahal tradisi hukum Taurat menuliskan sesuatu yang diperas hanya perlu dikembalikan 1 kali lipat ditambah seperlima (Imamat 6:4-5). Jadi bilangan sepersepuluh hanyalah ambang batas bawah, ambang batas atas itu bisa jadi lebih dari sepersepuluh, namun harus diingat bahwa persembahan dilakukan tanpa mengabaikan yang lain (Markus 7:11-13).
Tradisi adalah sesuatu yang baik ketika itu diajarkan dengan pengertian dan dengan teladan. 1Timotius 4:11-12. Tentu saja menjadi teladan di ayat ini tidak terbatas hanya untuk Timotius yang muda. Petrus meminta pembaca dan pendengar suratnya (dari semua usia) untuk mengikuti teladan penderitaan Yesus. 1Petrus 2:21.
Mengenai penderitaan, saya rasa jika Anda cukup beruntung, Anda tidak benar-benar bisa memahami penderitaan Yesus, jika dibandingkan dengan keadaan Anda yang lebih baik. Maksud saya, meskipun Anda belum memiliki rumah, setidaknya Anda memiliki tempat untuk meletakkan kepala. Anda juga tidak sedang didalam plot pembunuhan, seperti yang Yesus hadapi. Mungkin satu hal yang kita rasakan berat adalah bagaimana mempertahankan nilai-nilai Alkitab, tetapi toh demikian, Anda masih hidup di negara dimana setidaknya Anda bisa beribadah.
Jadi satu hal yang terbersit di benak saya adalah sekali lagi mengenai persembahan. Apapun itu bentuk persembahan yang kita bisa kita berikan, memberi adalah sesuatu yang “menyakitkan” apalagi di masa krisis. Tetapi sekali lagi kita ditantang untuk “memberi bukan dari kelimpahan, tetapi memberi dari kekurangan, bahkan seluruh nafkahnya”. Lukas 21:4.
Saya berharap Anda bisa merenungkan ini masing-masing, dengan motivasi hati yang murni. Apa yang bisa saya persembahkan kepada Tuhan di hari-hari seperti ini? Apa yang Tuhan ingatkan di hati Anda tentang persembahan? Siapa yang perlu memulainya? Apa dan berapa yang harus saya “korbankan”?
Karena korban selalu berarti kehilangan.
Contohnya Yohanes 3:16
Tetapi kehilangan untuk mendapatkan seperti apa yang Yesus sampaikan di Matius 6:19-20. Jangan terjebak pada tradisi “saya sudah lakukan ini dari dahulu” tetapi ambil waktu, renungkan apa yang Tuhan ingin Anda lakukan, yang belum Anda pikirkan sebelumnya. Ini bukan demi program Gereja, Organisasi MD, atau demi citra kita di Media Sosial. Lakukan demi DIA yang bisa melihat sampai tempat tersembunyi.
GodblesS
JEFF