Ada tiga hal yang akan tetap tinggal bagi seorang pengikut Kristus sejati: iman, pengharapan dan kasih.
Ketika kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa suatu saat kita pasti akan mati, mungkin itu tidak terlalu menggelisahkan kita, apalagi bagi kita yang percaya bahwa Tuhan Yesus sudah menjamin kehidupan kita setelah kematian. Yohanes 14:2. “Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Bahkan jaminan itu untuk selama-lamanya. Yohanes 11:26. “…setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.”
Alasan lain kenapa kita tidak gelisah mungkin karena ketika mati kita tidak akan merasakan apa-apa. Namanya saja mati. Berarti semua sistem tubuh kita mati. Seperti sebuah komputer canggih yang dimatikan (istilahnya “shut-down”), maka komputer canggih itu tidak ubahnya “sampah plastik yang sangat mahal”. Tetapi lain halnya dengan jika kita dihadapkan kehilangan orang yang memiliki hubungan khusus dengan kita, atau orang-orang terdekat kita. Harapan kita adalah itu tidak pernah terjadi! Tetapi kenyataannya itu pasti terjadi! Tentu saja dengan pengecualian jika Yesus datang kedua kali dan kita tidak mengalami pengalaman kematian.
Kita kembali ke kisah yang tadi tertulis di Yohanes 11. Tokoh yang Yesus ajak bicara di ayat 26 adalah Marta, saudara perempuan dari Lazarus. Ketika dia dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia harus kehilangan Lazarus karena penyakit, dia berduka. Menariknya dalam kisah ini Marta tahu ada yang sebenarnya bisa mencegah kematian saudaranya. Ketika “seseorang” yang harusnya bisa mencegah itu kemudian datang, maka Marta “melepaskan” kekesalannya dengan kalimat “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Yohanes 11:21. Mengapa Marta mengeluarkan komentar seperti ini? Karena harapannya tidak sama dengan rencana Allah. Ini sebenarnya kunci dari beberapa kekecewaan yang mungkin terjadi dalam hidup kita.
Saya menyampaikan ini bukan berusaha membuat kita semua merasa berasalah. Tetapi lebih sebuah potret kehidupan kita, manusia. Coba kita pikirkan, apa yang pernah membuat Anda kecewa di pekerjaan, di keluarga, di dalam hubungan dengan sahabat, dan lainnya. Tahukah kita bahwa segala sesuatu itu ada dalam rencana Allah? Matius 10:30 menuliskan bahkan rambut kepala kita terhitung di hadapan Tuhan. Ada satu lagu lama yang berkata: Yesus tidak pernah salah. Karena segala sesuatu yang diperbuatnya, segala sesuatu yang diciptakannya adalah baik. Kejadian 1:31. Ini berbeda dengan jauh dengan manusia. Meskipun beberapa lelaki di ruangan ini mungkin pernah mendengar ungkapan “wanita tidak pernah salah”. Saya pernah mendengar seorang suami berkata hanya ada 2 aturan dalam rumah tangga: Pertama, istri tidak pernah salah. Kedua, apabila Istri melakukan kesalahan, lihat kembali aturan pertama. Ini mungkin mengapa ketika Hawa ditanya Tuhan, dia langsung menunjuk ular.
Manusia bisa bersalah, namun Allah tidak pernah salah. Ini iman dan pengharapan kita di dalam DIA. Rasul Paulus menuliskan demikian di Roma 5:3-4. “…Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”
GodblesS
JEFF