1Korintus 13:13. Ayat ini akan menjadi dasar pemahaman bahwa kasih punya kekuatan yang sungguh luar biasa, dan karena pendahuluan saya akan panjang, maka saya beri ayat dasar ini terlebih dahulu.
Kasih adalah suatu kata yang tidak akan habis dibahas sampai kapan pun. Kita banyak mendefinisikan kasih, dan bahkan setiap orang di tempat ini, masing-masing dari Anda pasti memiliki definisi kasih tersendiri. “Kasih itu berarti uang” mungkin beberapa dari Anda berpikir seperti itu, karena setiap ekspresi kasih membutuhkan uang, baik ketika Anda sendiri, maupun berkeluarga. “Kasih itu berarti perasaan” mungkin juga ada beberapa dari Anda berpikir demikian, karena tidak mungkin kalau tidak ada “rasa di dalam dada” kemudian kita mengasihi.
Orangtua bisa mendefinisikan kasih dari seorang anak adalah ketika anaknya berprestasi, kemudian anaknya itu merawat mereka di masa tuanya. Sementara seorang anak bisa saja mendefinisikan kasih sebagai pemenuhan biaya kehidupan orang tuanya saja. Atau bentuk hubungan yang lain, yaitu pada hubungan antara suami-dengan-istri di rumah tangga. Seorang suami mungkin mendefinisikan kasihnya dengan 2 kata: menikahi dan menafkahi. Tetapi seorang istri membutuhkan sentuhan lahir dan batin! Saya tidak sedang menghakimi mengenai mana yang benar atau salah disini. Tetapi menarik bahwa ada banyak cara “membahasakan” atau mengungkapkan kasih itu, dari sekedar konsep, menjadi tindakan nyata.
Ada seorang penulis buku (Gary Chapman) yang mengungkapkan bahwa sebenarnya bahasa kasih itu bisa diungkapkan melalui 5 jenis tindakan. Menariknya pula setiap orang punya kecenderungan lebih kuat ke satu atau dua jenis bahasa kasih tersebut. Berikut jenis-jenisnya:
- Tindakan melayani.
- Kata-kata peneguhan.
- Sentuhan.
- Waktu berkualitas.
- Pemberian.
Seseorang bisa saja mengharapkan jenis 1 & 2 tetapi yang ia dapatkan hanyalah jenis 5. Atau seseorang lain melakukan 2&3 dan ia berpikir ia sudah mengasihi pasangannya yang menunjukkan kasih dengan jenis 1&4. Ekspektasi terhadap seseorang bisa membuat Anda terpuaskan atau kecewa. Tetapi kalaupun orang yang Anda kasihi tidak mengerti bahasa kasih yang Anda harapkan itu bukan akhir dunia. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
- Utarakan keinginan Anda.
- Ingatkan, tetapi tidak berlebihan.
- Tanyakan/temukan bahasa kasih orang yang Anda kasihi.
- Usahakan untuk memberi bahasa kasih yang diharapkan.
- Berdoa untuk perubahan.
Kelima Bahasa kasih ini begitu menarik, tetapi sebenarnya ini bukanlah teori baru, karena Yesus sudah mempraktekkannya ribuan tahun yang lalu. Gary Chapman sendiri adalah seorang pendeta di salah satu gereja baptis yang berlokasi di North Carolina, Amerika Serikat.
Mari saya tunjukkan ayat-ayatnya:
- Tindakan melayani.
Yohanes 13:1b, 4. Yesus melayani dengan kesadaran penuh bahwa IA “lebih” dari semua murid-muridNYA. Pada kenyataanNYA, DIA lah pemegang kuasa di bumi dan di Surga, tetapi IA memilih untuk melayani. Anda hanya bisa disebut pelayan sejati ketika Anda sebenarnya punya “kuasa” untuk tidak melakukannya, tetapi Anda tetap melakukannya karena kerinduan untuk menunjukkan kasih. Galatia 2:20.
- Kata-kata peneguhan.
Matius 28:20. Yesus tidak pernah meninggalkan kita, bahkan IA berjanji akan menyertai kita senantiasa, dan itu dinyatakanNYA dalam banyak kesempatan. Kita tahu “janji penyertaan” itu adalah pribadi Roh Kudus yang akan selalu ada, sampai akhir nanti kita bersekutu dengan Yesus dalam kekekalan. Saya tergoda untuk menjelaskan ayat-ayat mengenai janji kekekalan (misalnya: Wahyu 22:3-5), tetapi mengingat waktu, saya tidak akan lakukan hal itu. Tetapi ingatlah sepanjang Perjanjian Lama Allah juga selalu meneguhkan umatNYA dengan kata-kata: “AKU menyertai kamu,” atau, “AKU tidak akan meninggalkan kamu,” atau frase yang terkenal: “Jangan takut!” (Kejadian 26:3, Ulangan 4:31, Yesaya 41:10).
- Sentuhan.
Markus 10:16. Yesus dengan kasihNYA yang besar memeluk dan memberkati anak-anak yang datang kepadaNYA. Alkitab tidak mencatat bahwa Yesus memiliki kekasih atau pun pernah masuk dalam jenjang pernikahan kemudian memiliki anak. Tetapi ini tidak menghalangiNYA untuk menunjukkan kasih dengan sentuhan pribadi. IA pun membiarkan salah satu muridNYA, Yohanes, untuk menyentuh diriNYA dan menunjukkan kasih melalui bersentuhan. Yohanes 13:23.
- Waktu berkualitas.
Markus 6:31. Yesus mengambil waktu untuk beristirahat dan berbincang bersama dengan murid-muridNYA. Fokus Yesus supaya murid-muridNYA belajar sebanyak mungkin dari 3,5 tahun kebersamaanNYA dengan mereka, membuat hal ini (maksudnya waktu Yesus berbincang pribadi dengan murid-muridNYA), tentu terjadi berulangkali dan kita tahu tidak semua tertulis dalam Injil. Yohanes 21:25.
- Pemberian.
Lukas 9:13. Bercerita tentang bagaimana Yesus menunjukkan kasihNYA dengan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. Jika kisah di Lukas melibatkan 5000 orang laki-laki, ada kisah yang hampir sama di Markus 8:2-3, namun melibatkan 4000 orang laki-laki. Pada kisah di Markus dituliskan bahwa, “Yesus tergerak oleh belas kasihan”.
Saya akan menutup penyampaian saya ini dengan sebuah kisah dari Yohanes 11. Ini adalah salah satu kisah klasik dalam Alkitab yang saya yakin Anda, yang dibesarkan dalam lingkungan “Sekolah Minggu”, sudah mendengarnya sejak masih kecil. Secara singkat kisahnya adalah mengenai Keluarga di Betania, yaitu Keluarga yang dekat dengan Yesus. Ini dibuktikan dengan singgahnya Yesus ke rumah mereka untuk memuridkan mereka dengan pengajaran-pengajaran. Kalau Anda penasaran segera saja buka Lukas 10:38-42. Tetapi yang menarik bagi saya adalah bagaimana Keluarga ini meminta Yesus untuk datang dan melawat Lazarus adik laki-laki mereka.
Dalam Yohanes 11:3 mereka meminta Yesus untuk datang karena “…dia, yang Engkau kasihi, sakit.” Ketika saya membaca kalimat ini, saya berpikir, mereka benar-benar punya ekspektasi besar untuk Yesus segera datang, karena mereka berpikir, bahwa Yesus pasti ingin membuktikan kasihNYA yang besar terhadap Keluarga ini secara umum, atau Lazarus secara khusus. Tetapi sama seperti kisah-kisah dalam Injil yang lain, Yesus menunjukkan keillahianNYA, dan kita tahu cara pikir Tuhan tidak terjangkau oleh cara pikir manusia. Mazmur 139:17.
Apakah Yesus mengasihi Maria, Marta, dan Lazarus? Saya tidak meragukannya. Tetapi Bahasa kasih yang Tuhan tunjukkan kepada mereka berbeda, dengan tujuan yang berbeda. Yohanes 11:4. Bukankah seringkali kita mengharapkan Allah menunjukkan kasihNYA kepada kita dengan cara pikir kita sendiri. Terkadang kita marah dengan tekanan, kesulitan, dan pengalaman di lembah. Mazmur 23:4-5. Padahal disitu IA sedang membisikkan kalimat yang indah: “Aku mengasihimu anakku”.
GodblesS
JEFF