TAKE & GIVE

Dalam istilah bahasa Indonesia hari ini kita bicara mengenai “memberi dan menerima”. Ini juga berarti membahas tentang apa yang kita keluarkan (pengeluaran) dan apa yang kita dapat (pendapatan). Hal ini membawa kita kepada suatu hukum ekonomi: bahwa nilai selisih antara pengeluaran dan pendapatan kita, itulah yang kita sebut profit atau keuntungan. Siapa dari kita yang tidak mau mendapat untung? 

Namun di lain sisi kita melihat ada suatu hukum Kristus yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 20:35 tentang “lebih berkat memberi daripada menerima”. Meskipun ini tidak tercatat di Injil, namun itu tercermin dari pengajaran-pengajaran Yesus, misalnya di Lukas 6:30. 

Apa yang terjadi adalah sekarang kita memiliki pertentangan antara dua hukum: hukum ekonomi dan hukum Kristus. Seperti di dunia fisik ketika ada 2 hukum yang bertentangan maka akan ada ketegangan (tension). Misalnya hukum gerak dengan hukum gravitasi. 

Gerak di dalam ilmu fisika didefinisikan sebagai perubahan tempat atau kedudukan baik hanya sekali maupun berkali-kali. Di dunia sains, gerak memiliki nilai besaran skalar dan vektor. Kombinasi dari kedua besaran tersebut dapat menjadi besaran baru yang disebut kecepatan dan percepatan. Gerakan pada sebuah benda umumnya dipengaruhi oleh dua jenis energi, yakni Energi Potensial dan Energi kinetik.  

Ini saya sampaikan supaya saya kelihatan cerdas saja, padahal belum tentu. Hukum gerak yang menggerakkan suatu benda ke atas, maka harus melawan hukum gravitasi, yang membawa sesuatu ke bawah. Ketegangan ini akan berakhir ketika satu hukum lebih kuat dari hukum yang lain. Bagi saya ketegangan/tensi ini adalah bagian dari keseharian kita, kita bisa hadir dan duduk saat ini karena otot-otot kita menegang (kontraksi) dan melemas (fleksi) secara bergantian. Sehingga hari ini saya tidak sedang membuat Anda “tegang” dengan menyampaikan “lebih berkat memberi daripada menerima”, tetapi lebih memberikan kepada Anda cara untuk menggerakkannya untuk kehidupan pengiringan Yesus yang optimal.

Saya akan mulai dengan suatu gambaran sederhana. 


Anda pasti mengenal alat ini, digunakan untuk mendapatkan posisi yang seimbang antara bagian kanan dan kiri dengan menggeser sesuai dengan beban yang diterima wadah penampung.  Ketegangan dan pergumulan yang kita hadapi saat harus memilih sisi mana, dapat membuat kita kemudian menghasilkan sikap ekstrim. Pertama bisa jadi Anda menjadi dihantui rasa bersalah, namun yang kedua bisa jadi Anda menjadi pribadi yang apatis. Karena itu penting kita bisa meredakan ketegangan itu dengan menggeser pilihan Anda untuk condong ke kiri (hukum ekonomi) atau condong ke kanan (hukum Kristus).   Namun demikian pergeseran itu harus didasarkan tiga hal berikut:

PRIORITAS. Dalam kisah Zakheus di Lukas 19:8, prioritasnya berubah setelah bertemu dengan Yesus. Sebaliknya dengan kisah orang muda yang kaya di Markus 10:21. Dari awal prioritasnya memang adalah kekayaannya, dan ia hanya ingin menerima pembenaran dari perbuatan baik dirinya.

PANGGILAN. Dalam kisah Elisa di 1Raja-raja 19:20-21 panggilan untuk menjadi hamba Allah membuat ia meninggalkan posisinya sebagai tuan muda, ahli waris harta ayahnya. Demikian hal yang sama kita lihat dalam panggilan murid-murid pertama Yesus. Lukas 5:11.

APA YANG DIMILIKI. Dalam salah satu khotbah Yesus yang tercatat di Matius 10:42, IA mengajar bahwa memberi dapat sesederhana memberi segelas air sejuk. Atau sebotol minyak mahal yaitu sesuatu yang sangat berharga baik nilai materiil (upah kerja setahun) dan immateriil (investasi untuk pernikahan yaitu masa depan Maria). Yohanes 12:7-8. 

Berbicara tentang pernikahan, itu adalah sesuatu yang punya nilai penting dalam kehidupan manusia secara umum. Sadarkah Anda bahwa prinsip “take and give” adalah suatu prinsip (atau bisa dibilang hukum) yang penting bagi kehidupan keseharian manusia, termasuk di antaranya pernikahan. Saya hanya bahas pentingnya “take and give” di 3 area kehidupan:

PERNIKAHAN. Jika sebuah hubungan pernikahan hanya berisi tuntutan untuk menerima perhatian dari pasangan tanpa adanya usaha menunjukkan KASIH kepada pasangan, maka itu hanya akan menimbulkan RASA SAKIT dan KEKOSONGAN.

Untuk usaha menunjukkan kasih ini, kita harus ingat bahwa ada 5 bahasa Kasih yang berbeda:

Words of affirmation. Kata-kata yang menimbulkan jaminan atau kepastian. 

Quality time. Waktu berkualitas yang dihabiskan bersama. 

Touch. Sentuhan atau belaian sebagai bentuk afeksi atau rasa sayang. 

Acts of Service. Melayani dan membantu untuk meringankan beban.

Gift. Pemberian, hadiah, sesuatu yang khusus diberikan.

Menariknya kelima bahasa kasih ini juga dapat diterapkan dalam semua bentuk hubungan, bukan saja pernikahan. Ini juga berlaku dalam dunia kerja, dunia belajar, dunia keluarga, dunia pertemanan, dan bahkan di dunia bermasyarakat. Lebih menarik lagi Yesus sudah melakukan ini jauh sebelum kelima bahasa kasih ini dibukukan atau diajarkan di jaman modern.

Words of affirmation. Kata-kata yang menimbulkan jaminan atau kepastian. Yohanes 16:33.

Quality time. Waktu berkualitas yang dihabiskan bersama. Markus 6:31.

Touch. Sentuhan atau belaian sebagai bentuk afeksi atau rasa sayang. Yohanes 13:23.

Acts of Service. Melayani dan membantu untuk meringankan beban. Yohanes 13:5. 

Gift. Pemberian, hadiah, sesuatu yang khusus diberikan. Lukas 11:13. Selain yang tercantum di ayat ini, Yesus juga memberi pada kita: karunia kuasa, pengurapan, dan tanda ajaib.
TUBUH MANUSIA. Jika kita memakai tubuh kita untuk terus beraktifitas, maka tubuh akan mengambil dan menggunakan semua energi yang tersedia di tubuh kita. Kemudian kita tidak memberi waktu untuk beristirahat, atau untuk diisi ulang dengan sumber energi dan nutrisi, maka yang terjadi adalah PENYAKIT dan PENURUNAN bahkan KERUSAKAN ORGAN.
BUMI. Bumi mengambil air yang turun diatasnya untuk kemudian menumbuhkan pepohonan. Namun apabila kita terus mengambil pepohonan itu tanpa berpikir mengenai memberi kesempatan untuk ada benih-benih pohon baru berkembang, maka yang terjadi adalah KEHANCURAN HUTAN, HABITAT HIDUP, PARU-PARU DUNIA.

Kita memiliki Allah yang Maha Pemberi, saya akan kehabisan waktu untuk menjelaskan sifat Allah yang ini. DIA memberi sebagai insiatif, karena DIA lah yang pertama dan Utama. Kemudian apa yang kita dapat, ambil, take dari Tuhan. Kisah Para Rasul 14:17. Ini adalah khotbah Paulus di Listra setelah ia menyembuhkan seorang lumpuh dan kemudian berkhotbah. Ayat ini adalah gambaran anugerah umum yang kita terima dari Allah. Demikian kalau kita membaca Kisah Para Rasul 4:12 mengenai anugerah khusus yang membawa orang kepada keselamatan.

Lalu apa yang bisa kita beri? Untuk memenuhi prinsip “take & give”, kita seharusnya juga sadar bahwa kita perlu memberi, bahkan ini adalah suatu “kebutuhan”. Kita datang ke restoran untuk makan dan kita memberi uang untuk mengganti pelayanan yang restoran itu berikan. Saya rasa Rumah Tuhan lebih dari sekedar restoran. Kita kadang datang dan merasa cukup dengan “membayar makanan rohani” yang kita dapat dengan uang kita. Tetapi saya rasa kita harus sadar bahwa kita bukan sekedar datang ke restoran rohani yang namanya Gereja. Tetapi kita sedang berada di hadapan Yesus, Tuhan dan Pencipta kita. Apa yang bisa kita beri kepadaNYA?

Ada dua hal sederhana:

Pelayanan Kasih. 2Korintus 9:12-13.

Memenuhi tugas dan mengerjakan karunia yang kita terima dari Firman Tuhan. Roma 12:4-6.

Maukah Anda?

GodblesS

JEFF

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s