Kita semua sudah sama mengerti bahwa hidup rohani kita adalah seperti perlombaan. 1Korintus 9:24-25. In order to be the best, you have to give the best. Ini adalah suatu nilai umum yang sebagian besar orang akan setuju. You want to say: All of Me!!! The very best of me. Kalau Anda ingin menjadi yang terbaik (pemenang) Anda harus memberi usaha yang terbaik. Hanya didalam kondisi-kondisi tertentu saja seseorang yang tidak memberi yang terbaik kemudian bisa menjadi yang terbaik. Contohnya: ketika lawan pertandingan Anda lebih lemah atau tidak sebanding.
Tetapi DIA adalah yang “TER” untuk segala-galanya. Sehingga ketika DIA memberi maka itu adalah yang terbaik. Coba kita ingat ayat paling terkenal dan signifikan. Yohanes 3:16. Frase “begitu besar” bagi saya dimaknai sebagai yang “paling besar”. God is Love. Sehingga segala bentuk cinta/kasih dalam manusia tidak ada yang dapat menyaingi bentuk cinta/kasih Allah.
So, what is my point? Coba kita lihat dulu ayat di Kolose 3:23. Disitu dikatakan lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Sehingga dari ayat ini pun kita ambil kesimpulan bahwa patokannya atau standarnya adalah Tuhan. Mencintailah seperti Tuhan mencintai, berkatalah seperti Tuhan berkata, dan memberilah seperti Tuhan memberi.
Video skit: “Everything” – Lifehouse. Saya akan jelaskan video ini dan relevansi nya dengan hidup kita, dalam 3 scene.
Scene #1: “Allah menciptakan manusia.”
Sadarkah kita bahwa Allah memberi yang terbaik saat DIA menciptakan kita. Lihatlah semua yang diciptakanNYA sejak hari pertama. Semua sistem penunjang untuk suatu kehidupan manusia. Menariknya DIA berikan bagian dari diriNYA yaitu nafas hidupNYA. Itulah kenapa kita disebut “segambar dan serupa” dengan Allah. Apa yang biasa menjadi masalah klasik seorang manusia di semua rentang usia? Gambar diri. Mereka merasa kurang, merasa tidak semenarik si ini, merasa tidak segagah si itu, merasa tidak sepintar si anu. Stop it! Kita diciptakan dengan segala yang terbaik. Yesaya 43:4. Iblis, dan orang-orang yang diperdaya Iblis, akan berusaha merampas ini darimu dengan kata-kata mereka. Ingat si iblis itu adalah pencuri (Yohanes 10:10) dan seperti singa ompong, sebenarnya dia tidak memiliki “gigi” lagi, dia hanya bisa mengaum (1Petrus 5:8). Karena itu dia sekarang mengaum melalui kata-kata yang merendahkan engkau.
Dia mengaum lewat semua media yang membuat kita merasa kurang dan
kurang dan kurang. Know this, Tuhan sudah memberi yang terbaik dalam hidupmu. Lalu konsekuensinya apa bagi kita. Ketika kita mendapat yang terbaik, maka sekarang BERILAH YANG TERBAIK melalui kata-kata kita.
Scene #2: “Allah selalu berusaha menarik manusia kembali padaNYA.”
Ironis, ketika Tuhan sudah memberi yang terbaik untuk manusia, manusia malah memberi potensi yang terbaik dari dirinya untuk kepentingan dirinya, untuk dunia dan kesenangan dunia yang menipu, bukan dikembalikan pada Tuhan. Tetapi Tuhan selalu berusaha menarik manusia kembali padaNYA. Tuhan melakukan ini tidak dengan setengah-setengah, DIA tetap memberi yang terbaik. Seperti manusia yang kadang setengah hati dalam berusaha menarik perhatian sesamanya. DIA memberi segala usaha yang terbaik. Sadarkah bahwa jika kita masih memiliki kesempatan itu adalah Kasih Karunia Allah. Roma 2:4. Allah bisa mengingatkan kita dengan berbagai macam cara: bagi Musa itu dengan semak yang nampak terbakar tetapi tidak dihanguskan, bagi Daud itu kematian anaknya dengan Batsyeba, bagi Yunus itu pengalaman 3 hari 3 malam di perut ikan, bagi Petrus itu mimpi dari Allah dan teguran dari Paulus, dan bagi Paulus duri dalam dagingnya. Ketika kita mendapat yang terbaik, BERUSAHALAH.
Scene #3: “Allah menjadi manusia: anak yang tunggal adalah yang terbaik.”
Kasih Allah ini seperti kisah seorang Bapa di Lukas 15:22. Tentu saja dari yang hadir rata-rata belum merasakan pengalaman memiliki anak. Namun bagi saya kasih yang ditunjukkan kepada anaknya yang terhilang itu melebihi akal. Anak yang bersalah diberikan jubah yang terbaik. Itu seperti air comberan tetapi dibalas air susu. Inilah Allah yang kita sembah di dalam nama Yesus Kristus.
Inilah yang Allah harapkan dari kita. Memberi yang terbaik, bukan karena kita mengharapkan “karma” baik. Tetapi karena iman. Sebab orang percaya hidup oleh iman. Galatia 3:11.