Youth Camp Jawa Timur 2016
Kamis, 26-Juni-2016
Selamat pagi-menjelang-siang untuk semua yang sudah mendaftar di Kelas Workshop untuk Worship Leaders dan SIngers. Saya berterimakasih Anda sudah mengambil bagian dalam pelayanan ini dan sebagai sesama pelayan Worship Leaders & Singers (selanjutnya akan saya panggil sebagai “pelayanan pemuji”), saya bangga terhadap Anda semua.
Untuk memimpin workshop mengenai pelayanan pemuji adalah suatu kehormatan bagi saya, karena saya bukan expert di bidang ini. Hanya saja memiliki beberapa pengalaman yang mungkin bisa saya bagikan. Jadi dalam hal skill dan pengetahuan vokal, bisa jadi ada banyak dari Anda yang lebih dari saya, tetapi mari kita berbagi bersama, berdiskusi bersama. Lebih dari itu semoga sesudah sesi workshop ini kita menjadi pemuji yang lebih baik dan juga mampu menjadikan pelayanan pemuji di gereja kita menjadi lebih baik.
CREDENTIALS
Secara singkat inilah pengalaman saya. Saya sudah menjadi pemuji sejak kecil. Meskipun bukan lahir dari suku-suku yang terkenal dengan talenta bernyanyi, setidaknya saya pernah memenangi lomba menyanyi waktu kecil dulu. Tetapi waktu berubah, bagi pria suara bisa berubah di akil balig. Suara saya dari tenor menjadi bariton salah satunya karena ini. Nanti saya jelaskan apa itu tenor dan bariton. Saya juga pernah menjadi vokalis band sekolah, dengan cita-cita menjadi vokalis band yang punya rekaman dan bisa tour kemana-mana. Tapi dari sanalah kita belajar mengetahui kehendak Tuhan.
Saya mulai pelayanan pemuji sebagai back-singer di GPdI Immanuel Jl.Mundu – Malang. Dengan pengetahuan yang seadanya tentang menyanyi, apalagi menyanyi bagi Tuhan. Dari singer, waktu itu saya sudah di GPdI Lengkong Kecil – Bandung, kemudian dipercaya menjadi worship leader di gereja yang sama. Disini saya belajar mengenai promosi itu bukan karena kehendak kita, namun ketika kesempatan itu ada, ambil kesempatan itu dan lakukan yang terbaik, jangan sia-siakan.
Saya kemudian bergabung dengan paduan suara GPdI Lengkong Kecil, yang saat itu menyewa pelatih profesional, sehingga pengetahuan tentang vokal saya bertambah.
Pengalaman bernyanyi di Paduan Suara diperkaya saat bergabung dengan tim pelayanan Celebration of Praise (COP) Bandung. Saya belajar bahwa pemuji bukanlah artis gereja, malahan adalah pelayan yang berusaha melakukan apapun untuk kepentingan gereja Tuhan. Sebagai pemuji kita tidak bisa anti untuk melakukan hal-hal lain dalam rangkaian pelayanan.
TECHNICAL REQUIREMENTS
Mari kita belajar bersama sedikit mengenai teknis bernyanyi. Dengan secara teknis mengenal bahwa manusia memiliki range suara yang berbeda akan membantu kita saat menyanyikan suatu lagu.
Vokal pria dibagi menjadi 3 kategori besar berdasarkan vocal range, yaitu:
– Bass, (kalau di piano) jangkauannya E2-E4.
– Bariton, jangkauannya, G2-G4.
– Tenor, jangkauannya, C3-C5.
Vokal wanita dibagi menjadi 3 kategori besar berdasarkan vocal range, yaitu:
– Alto, F3-F5.
– Mezzo-Sopran, A3-A5.
– Sopran, C4-C6.
Cuplikan gambar diatas untuk memudahkan Anda mengerti posisi nada-nada tersebut jika ingin membunyikannya di piano.
Mengenai cara menyanyi, ini sebenarnya bisa dilakukan di 3 register suara: perut, dada, dan kepala. Jika Anda menyanyi diluar ketiga register ini tidak ada masalah sebenarnya, hanya resikonya adalah suara yang dihasilkan bisa tidak bulat, pitchy (atau tidak tepat nadanya, bahkan bisa cenderung fals), dan bisa kehilangan suara dengan cepat karena serak.
Saya tidak akan terlalu detail di teknis, tapi bagi saya ada 2 hal teknis yang penting bagi pemuji:
(1) Pitch control. Bisa dibilang ini adalah hal yang penting supaya Anda bisa menyanyikan keseluruhan lagu dengan benar. Pitch control adalah kemampuan menentukan nada-nada apa saja yang bisa Anda nyanyikan dengan baik. Pitch control juga bisa berarti kemampuan mengendalikan suara kita untuk menghasilkan nada yang sesuai dengan nada yang diminta.
Biasanya sebuah lagu itu terdiri dari 3 oktaf, untuk yang 2 oktaf atau 4 oktaf biasanya jarang. Pelajari ini dan sharingkan dengan pemain musik yang akan mengiringi. Latih nada terendah dan nada tertinggi dari lagu yang akan dinyanyikan.
(2) Artikulasi. Menyanyi adalah menyampaikan pesan dalam bahasa tertentu. Memang musik adalah bahasa universal, tanpa mengerti artinya pun Anda bisa menikmati. Namun artikulasi yang benar akan membantu Anda untuk menyanyi dalam level yang berbeda. Apalagi dalam pujian-penyembahan.
Artikulasi adalah cara mengucapkan kata – kata dalam menyanyi sehingga mampu menciptakan atau membentuk suara yang jelas, nyaring, bahkan supaya suara yang dihasilkan menjadi indah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi artikulasi:
– Posisi tubuh.
– Vokalisasi.
– Pembentukan suara dengan huruf vokal & konsonan (cara mengucapkan “a-i-u-e-o” atau huruf konsonan di awal atau akhir kata, demikian bentuk mulut saat menyanyi).
BIBLICAL CONCEPTS
Ada banyak sekali referensi dalam Alkitab kaitannya dengan nyanyian atau pujian. Bahkan surga digambarkan sebagai tempat dimana pujian itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Itulah mengapa sebenarnya adalah kebanggaan besar bagi seorang pemuji untuk bisa terlibat dalam pelayanan ini. Saya percaya musik, pujian dan nyayian adalah dari Tuhan dan DIA lah yang layak
menerima semuanya kembali padaNYA.
Roma 11:36 (TB) Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Pelayanan pemuji khususnya Worship leader adalah pemimpin dari Ibadah Raya, sampai saat penyampaian Firman Tuhan. Saya rasa saya perlu menekankan hal ini: Pemimpin pujian / Worship Leader memiliki posisi yang sama dengan seorang pengkhotbah. Maksud saya adalah demikian, pujian & penyembahan itu bukan pelengkap. Seorang pemuji harus sadar benar mengenai hal ini. I Tawarikh 16:24. Anda seperti seorang pemberita kabar kemuliaan Tuhan. Sedangkan di Mazmur 66:2 dikatakan kita memuliakan Tuhan dengan pujian.
Kita dituntut mampu menciptakan suasana ibadah dengan Roh dan akal budi. Kalimat ini terinspirasi dari apa yang ditulis oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Dalam 1 Korintus 14:15, dikatakan tentang berdoa, menyanyi dan memuji dengan roh, namun juga dengan akal budi. Ibadah kita sering kali tidak ingin disebut liturgis, namun demikian banyak gereja sekarang terjebak dalam liturgi gereja. Apakah itu dari urutan acara, lagu-lagu yang disusun dan sebagainya.
Karena itu ketika memuji dan menyembah berdoalah, jadikan pelayananmu pengalaman pribadi bukan sekedar penampilan. Jadilah pemuji dan penyembah yang tidak dibatasi oleh bangunan atau fasilitas fisik lainnya. Yohanes 4:21, 23 (TB) Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Saya selalu percaya bahwa pelayanan pemuji juga adalah gaya hidup. Anda akan memuji di panggung dan di kursi jemaat. Dilihat ataupun tidak dilihat orang. Sedikit atau banyak jemaat yang dilayani. Semuanya dikembalikan bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan.
PRACTICAL TIPS
WL harus memiliki visi mengenai Ibadah dengan menanyakan hal-hal ini:
– Apa yang akan saya lakukan di mimbar?
– Saya akan menyanyikan lagu apa?
– Apa yang saya ingin sampaikan kepada jemaat?
– Bagaimana “konstruksi” pujian-penyembahan yang ada di pikiran saya?
Anda tidak perlu memiliki suara yang sangat luar biasa. Namun Anda sangat perlu kemampuan untuk menguasai keadaan. Anda perlu mengerti klimaks dari sebuah lagu. Coba pikirkan juga hal-hal ini:
– Apa yang dilakukan dengan lagu cepat?
– Apa yang dilakukan dengan lagu lambat?
– Berapa lama durasi keseluruhan?
Terakhir dari saya semoga tips-tips ini membantu Anda dalam menjadi pemuji yang lebih baik.
(1) Pastikan Anda sudah berdandan dan berpakaian dengan baik untuk menghindari kesalahan yang bisa terjadi sepanjang durasi pelayanan.
(2) Berdiri dengan postur yang benar dan terlihat normal.
(3) Tunjukkan semangat dalam doa dan komentar-komentar Anda. Ada beberapa hal yang juga harus dihindari: over-reacting (dengan kata-kata atau bahasa tubuh), menghakimi kondisi jemaat, dan terlihat ragu-ragu.
(4) Pengenalan lagu (termasuk didalamnya adalah proses pembiasaan. Maksudnya dengarkan 3-4 kali dalam sehari dan minimal 1 kali dengan serius). Baik WL atau Singer lakukan ini, terutama WL karena Anda seharusnya lebih tahu lagu yang akan dinyanyikan.
(5) Hapalkan urutan lagu dan berilah tanda yang jelas kepada pemain musik jika ada pengulangan atau perubahan yang tidak dilatih di sesi latihan.
GodblesS
JEFF