Q&A: “Kesempurnaan”

Hi Jeff,

Maaf mengganggu. Aku mau tanya seputar Firman Tuhan ya. Dalam Matius 5:48 dan 1 Yoh 3:1-10 mengajar kita untuk menjadi anak-anak Allah yang disempurnakan seperti Tuhan Yesus Kristus. Dan dipertegas dengan kalimat “haruslah” kamu sempurna. Nah, ada teman aku yang nanya, apakah bisa manusia menjadi sempurna? Sementara sudah jelas bahwa tidak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna.

Jadi bagaimana? 

Thanks before..

God bless…

———-

Hai…

Kalo kamu lihat dan baca berulang-ulang dua ayat referensi yang kamu kasih tadi kamu bisa temukan bahwa apa yang Tuhan inginkan adalah kita hidup dengan konsep yang berbeda dengan dunia ini.

Kata “sempurnalah kamu sebab BapaMu di Surga sempurna” itu mengacu pada kutipan ayat di Imamat 19:2 dimana Allah berfirman “Kuduslah kamu sebab Aku kudus.” Sehingga kita bisa menangkap apa yang dimaksud oleh Yesus sebagai “kesempurnaan” itu adalah “kekudusan”.

Nah, satu hal mengenai kekudusan bahwa kekudusan itu tidak pernah bisa merupakan hasil kerja kita. Kita membuka hati, membuka telinga dan mata kita kepada Tuhan. Maka DIA yang menguduskan kita. Arti kata kudus adalah “dipisahkan”. Seperti sebuah piring yang sudah dicuci, dia dipisahkan dari piring-piring kotor yang lain. Itulah mengapa sebenarnya kekristenan bukanlah suatu kelompok eksklusif. Kita adalah “piring” yang sama dengan individu-individu yang belum mengenal Tuhan. Hanya saja kita sudah dibersihkan karena itu kita berbeda.

Kembali ke 2 ayat referensi yang kamu gunakan. Disini kita bisa lihat bahwa Allah ingin kita berbeda dengan dunia ini dari buah-buah perbuatan yang kita hasilkan. Lihat satu ayat sebelum Matius 5:48. Pada ayat 47 dikatakan: “…bukankah orang yang tidak mengenal Allah juga melakukan yang demikian?” Allah sedang menantang konsep berpikir kita tidak hanya sekedar berbuat baik (yang bisa juga dilakukan orang-orang yang tidak mengenal Allah), namun lebih dari itu berbuat baik kepada orang yang membenci kita. Ini hanya ada pada ajaran Yesus!

Demikian juga kalau kamu lihat apa yang dituliskan Yohanes. Dia membandingkan antara “anak-anak Allah” dengan “anak-anak iblis”. Apa yang menjadi faktor pembanding? Perbuatan kebenaran yaitu kasih kepada saudara (maksudnya saudara sesama manusia, ciptaan Allah).

Saya mau tutup dengan kamu baca kutipan dari Roma 12:2. Disitu dikatakan jangan serupa dengan dunia tetapi berbuat sesuai kehendak Allah, dengan membedakan mana yang sekedar “baik” (level dasar), mana yang “berkenan kepada Allah” (level yang lebih tinggi), dan mana yang “sempurna” (level tertinggi). Kita tidak bisa jadi “superman” tapi kita bisa melakukan yang “sempurna” yaitu lebih dari sekedar kebaikan yang dikenal dunia. Itu ukurannya.

Semoga terjawab.

GodblesS
JEFF

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s