Ketika sesuatu terjadi, kita bisa memaknai itu hanya untuk sesuatu yang sementara atau untuk sesuatu yang kekal. Sesuatu yang sementara akan segera lenyap namun sesuatu yang kekal nilainya abadi.
Ketika seseorang melihat sebuah apel jatuh dari pohonnya. Maka dia bisa memaknai hal itu sebagai suatu keberuntungan, menikmati apel tersebut dan selesai sudah.
Tetapi apakah Anda pernah mendengar tentang seseorang yang begitu takut akan Tuhan dan yang hidup berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Disaat yang sama dia adalah seorang peneliti dan cendekiawan. Nama orang ini, Isaac Newton. Menariknya, dia mengalami persis dengan tokoh di paragraf sebelumnya. Namun respon yang berbeda, dalam kesempatan yang sama, dan dengan persiapan yang dilakukan sebelumnya, membuat Isaac Newton menghasilkan sesuatu yang bernilai kekal, bukan sementara.
Saya selalu percaya dengan keberhasilan yang merupakan interseksi antara persiapan dengan kesempatan. Respon terhadap kesempatan, dan respon yang menyebabkan adanya persiapan itu akan sangat menentukan. Apakah Anda akan menghasilkan yang sementara atau yang lebih kekal?