Sukacita & Kasih.

Ini adalah buah Roh yang ke-8 & 9. Mari kita lihat secara etimologis, atau asal kata. SUKACITA dalam bahasa Ibrani dipakai kata Simkhah (baca: sim-khaw’), yang bisa berarti hasil atau akhir yang gembira. Sedang dalam bahasa Yunani dipakai kata Khara (baca: khar-ah’), yang bisa dipakai juga sebagai salam saat bertemu.

Sukacita dalam Alkitab lebih dari sekedar emosi “senang” atau “gembira”. Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur dengan perasaan diberkati.

Contoh dalam Perjanjian Lama:

  • Ulangan 12:6 Sukacita di saat-saat perayaan.
  • Mazmur 43:4 Sukacita karena perasaan lega, setelah berkeluh kesah.

Dalam Perjanjian Baru ada 3 makna utama dari Sukacita / khara:

  1. Lukas 15:7 Kegembiraan yang meluap-luap.
  2. Filipi 4:4 Kegembiraan dari hubungan yang dalam dengan Allah.
  3. Matius 25:21 Hasil atau buah dari sukacita.

Ada beberapa faktor yang digambarkan sebagai sumber sukacita:

  1. Faktor Ekstrinsik / Eksternal / Luar
    • Harta/kekayaan.
    • Status.
    • Kedudukan/pangkat.
  2. Faktor Intrinsik / Internal / Dalam

Faktor dari luar, bisa tidak tetap dan sangat mudah berubah. Namun faktor dari dalam menetap. Coba bandingkan dengan ayat ini: 2 Korintus 4:18  “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Paulus berbicara dalam konteks tubuh jasmani yang seperti bejana tanah, dan harta yang jauh lebih berharga dan berkuasa didalamnya. Harta itu adalah: ROH KUDUS. Itulah mengapa IA disebut “Penghibur” Yohanes 16:7.

Meskipun ada MASALAH, PERSOALAN, Roh Kudus yang membuat kita bertahan, dan kunci sukacita itu ada di Yohanes 15:10-11.

KASIH dalam bahasa asli Perjanjian Baru dipakai kata Agape, yang berorientasi pada kepentingan orang lain.

Kasih bukan juga sekedar perasaan, namun juga tindakan yang mungkin akan lebih mudah kita lihat di dalam 1Korintus 13:4-8.

Kasih itu:

  • Sabar.
  • Murah hati.
  • Tidak cemburu.
  • Tidak sombong/memegahkan diri.
  • Sopan.
  • Tidak mencari keuntungan sendiri.
  • Tidak pemarah/pendendam.
  • Bersukacita karena kebenaran.
  • Menutupi, percaya, mengharapkan, sabar menanggung.
  • Tidak berkesudahan.

Seperti salah satu poin di atas, Kasih itu berhubungan dengan kebenaran.

Kasih itu suatu tindakan sukarela, yang tidak dipaksakan. Yesus memberi teladan yang luar biasa tercatat di Yohanes 14:31.

Menariknya, konsep kasih di Alkitab sangat berbeda dengan konsep dunia. Jika dunia berpusat pada diri, maka dalam Kristus itu berpusat pada orang lain. Contohnya dalam kalimat Yesus seperti ini: “AKU datang bukan untuk dilayani namun untuk melayani,” atau “Lebih berkat memberi daripada menerima.”

Ini semua tentu saja datang dari kuasa Roh Kudus. 1Yohanes 3:1 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.”

GodblesS

JEFF

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s