B-DRAMA

Bapak/Ibu/Saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan. Sungguh hari-hari, atau minggu-minggu, atau bahkan bulan-bulan terakhir ini begitu banyak hal yang terjadi, baik di kehidupan pribadi, pekerjaan atau pelayanan, dan bahkan di kehidupan sosial-bermasyarakat-bernegara kita.

Begitulah hidup berjalan kadang ada hal-hal yang di luar kuasa kita. Ini seperti apa yang dituliskan oleh nabi Yeremia di Yeremia 10:23. Sehingga apa yang terjadi dalam hidup kita mungkin sekali terjadi di luar ekspektasi kita. Apakah ada disini yang ekspektasinya menikahi Miss Universe tetapi pada akhirnya menikah dengan Miss Understanding? Itu Bahasa belandanya “Mislukt” artinya “failed”, tidak sesuai dengan yang kita mau.

Begitu banyak drama terjadi di hidup kita bukan? Baik secara pribadi kita rasakan, atau sesuatu yang kita saksikan terjadi di depan mata kita. Inilah yang mendorong saya mengambil tema “B-DRAMA”. Ini bukan K-Drama, atau telenovela, juga bukan Bollywood Drama. B-Drama yang saya maksud adalah Biblical Drama.

Tahukah Anda bahwa Alkitab kita itu seperti TV Portabel. Semua drama ada dan tercatat di Alkitab. Bayangkan dimulai dengan kisah ajaib seperti “magic” , dari tidak ada menjadi ada. Kejadian 1. Kemudian ada drama romantis pertama yang dikenal manusia, drama Adam & Hawa. Kejadian 2:18-24.

Kalau saya boleh “breakdown” sedikit tentang Kejadian 2:18-24, Anda bisa belajar tentang konsep mencari pasangan, baik Anda pria atau wanita.

  1. Pasangan itu bukan tujuan pertama hidup kita. Mengerti mengenai ini akan menghindarkan Anda menghabiskan hidup menyesali yang sudah lewat, bahkan melukai diri sendiri karena seseorang yang Anda anggap “belahan jiwa” Anda. Tujuan pertama Anda adalah menikmati yang Tuhan sudah beri, ayat 16 sambil menjaga diri tidak melanggar ketetapan-ketetapanNYA, ayat 17.
  2. Akan ada waktunya ketika Tuhan mengingatkan Anda, “tidak baik kalau manusia seorang diri saja…,” ayat 18. Inisiatifnya dari Tuhan, bukan dari Anda, atau dari lingkungan Anda.
  3. Allah pertama bergerak, kemudian baru Anda bergerak, ayat 19. Jadi ada usaha Anda, tetapi kemudian preferensi itu ada di dalam diri Adam, ayat 20. Tidak ada istilah bukan jodoh, semua adalah preferensi untuk berkomitmen. Ingat tentang segitiga: “PassionCompassionCommitment.”
  4. Ada waktu dimana Tuhan bawa pasangan Anda di hadapan Anda dan Anda berkata “Ini dia…,” ayat 21-23. Saya percaya itu kembali lagi ke preferensi, dan tentu saja konsekuensi ada di tangan Anda. Jangan ulangi kesalahan Adam yang melempar kesalahan di Kejadian 3:12.
  5. Menjadi pasangan berarti menjadi independen, tetapi bukan berarti arogan. Kejadian 2:24. Anda akan meninggalkan orang tua Anda, orang tua Anda juga harus berani memberi kepercayaan pada anak Anda yang sekarang sudah dewasa.

Baiklah cukup tentang drama Adam dan Hawa, ada drama apalagi di Alkitab? Saya sampaikan ini supaya Anda punya opini berbeda tentang Alkitab. Apalagi kita terus berusaha untuk “bertumbuh lewat pengetahuan (Firman)”.

Berikut kisah-kisah drama dalam Alkitab:

  • Pembangunan proyek monumental. Kejadian 11:1-9.
  • Pengejaran (86) dari seorang pemimpin yang labil. Keluaran 14:1-31.
  • Perselingkuhan dan pengkhianatan. 2Samuel 11:1-27.

(Sebelum poin berikut penting untuk melihat dan belajar dari sikap Daud meresponi kesalahannya di 2Samuel 12:13-25.

  • Pengorbanan yang tidak masuk akal. Matius 26, Yohanes 12 (minyak yang mahal), 1Petrus 1:19.

Seluruh ketidak mampuan manusia untuk menebak itu, yang membuat kita membutuhkan Tuhan lebih dari DIA membutuhkan kita. Saya akan menutup B-Drama ini dengan kisah Yusuf di Kejadian 37, 39-41 dan bagaimana ia menutup seluruh kitab Kejadian dengan ayat yang begitu menggetarkan saya sampai sekarang. Kejadian 50:20. Saya rasa ini pesan Allah untuk Anda di masa-masa seperti sekarang.

Ada satu bagian lirik pujian yang begitu memberkati saya tentang pujian kepada Allah di tengah ketidakmampuan kita untuk menebak perubahan di sekitar kita:

Reff
Mari Puji Tuhan Hai Jiwaku
Sembah Dia yang Kudus
Dengan Segnap Hati, Jiwaku
Sembah Dia Yang Kudus
Verse 1
Hari Baru TerangMu Bersinar
Saat Naikan Pujian
Yang Kan Berlalu Dan Yang
Harus Kuhadapi
Biarlah tetap kupuji NamaMu
Verse 2
Penuh Kasih dan Kau Panjang Sabar
Kau Mulia, Namamu Besar
Semua Kebaikanmu Kan Kunyanyikan
Ribuan Alasan Tuk MemujiMu
Verse 3
Saat Lemah Hilang Kekuatanku
Tiba Saat Akhir Hidupku
Tetap Jiwaku Memuji NamaMu
Ribuan Tahun Bahkan Selamannya

PENGHARAPAN TELAH DATANG

Anda pernah mendengar program televisi “Akhirnya Datang Juga”? Coba lihat video ini.

Seorang tamu diberikan kostum dari tim yang ada di belakang panggung untuk kemudian masuk ke dalam suatu set lokasi dimana sudah menunggu aktor/aktris yang kemudian berkata: “Akhirnya datang juga!”

Menariknya si tamu tidak diberitahu sebelumnya bahwa ada skenario yang tidak terduga yang harus direspon oleh tamu tersebut dengan cepat. Sehingga kadang-kadang ekspektasi tamu bisa buyar karena ternyata set lokasi dan aktor/aktris yang sudah disiapkan berbeda jauh dengan ekspektasi tamu.

“Ekspektasi” inilah yang disebut sebagai pengharapan. Tentu saja suatu pengharapan adalah sesuatu yang kita harapkan terjadi. Tetapi lihatlah betapa dekatnya pengharapan dengan kekecewaan. Kekecewaan adalah jarak antara pengharapan (ekspektasi) dengan realita.

Tetapi ketika pengharapan itu datang dalam bentuk yang tak pernah gagal, yang FirmanNYA “Ya” dan “Amen” tentu saja akan mendatangkan sukacita. Itulah kenapa kedatangan Yesus sering disandingkan dengan kata “sukacita” karena memang pengharapan dunia akan keselamatan lahir di tengah-tengah (realita) dunia. Roma 15:13.

Ekspektasi/pengharapan adalah sesuatu yang abstrak, yang tidak bisa dilihat. Roma 8:24. Tetapi setelah mengenal DIA, pengharapan itu kemudian terfokus pada DIA dan apa yang dijanjikanNYA. Kita belum melihatnya, itulah kenapa kita bertekun sampai itu menjadi nyata di hidup kita.

Coba baca hubungan antara iman dan harapan di Ibrani 11:1. Saya rasa ini harus menjadi dasar kita, bahwa keselamatan, yang sekarang kita dapatkan karena kedatangan Yesus, kedatangan yang membawa pengharapan, bukanlah karena level sosial kita atau hal lainnya. Tetapi karena percaya! Mengapa?  Karena engkau diselamatkan karena iman. Efesus 2:8.

Cara percaya yang salah akan menghasilkan tindakan yang salah. “Ilustrasi seorang yang berhutang”. Itulah kenapa Yesus menegur murid-murid dalam Matius 4:40, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Saat itu mereka membangunkan Yesus di perahu. Bahkan Paulus juga menegaskan pertobatan adalah perubahan “sistem pengetahuan” yang memimpin pada percaya. Roma 12:2. Contohnya ketika kita percaya dimana-mana ada setan maka itu memengaruhi tindakan kita.

Demikian juga ketika kita melihat apa yang terjadi ketika Yesus datang di dunia lebih dari 2000 tahun yang lalu. Semua dimulai dari percaya. Kita melihat keberadaan Yesus di antara manusia dimulai dan diakhiri dengan tanda-tanda ajaib. DIA datang dengan kisah seorang wanita muda yang mengandung dari Roh Kudus (itu ajaib kan, karena normalnya dari benih laki-laki). Matius 1:18. DIA adalah jawaban dari pengharapan Israel. Demikan juga DIA pergi terangkat di awan-awan (jauh sebelum ada pesawat terbang & helikopter). Kisah 1:9. Dengan cara yang sama kita punya pengharapan akan pengangkatan.

Yesus berkata dalam Matius 6:33, “carilah dahulu kerajaan dan kebenaranNYA…” Anda tidak membeli beras untuk mendapat gelas cantik kan? Membeli handphone untuk sebuah payung? Pengharapan kita sudah dating 2000 tahun yang lalu. Sekarang semakin jelas bahwa kita butuh berpegang erat pada pengharapan itu. Tanpa pengharapan tidak ada masa depan.

GodblesS

JEFF

Berdoa ala Yesus

BERDOA MENURUT YESUS – Apa yang Yesus katakan dan tunjukkan?

Topik berdoa adalah topik yang tidak akan ada habis-habisnya dibahas dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus. Seorang pengikut Kristus lebih dari sekedar fans.

Menarik dibahas adalah sikap Yesus dalam berdoa. Mari kita lihat beberapa contoh kejadian yang dituliskan oleh para penulis Injil.

  1. Matius 5:44. Kata “doa” (dalam Bahasa Indonesia) yang pertama ditemukan dalam Injil Matius, menuliskan tentang ajaran Yesus untuk berdoa bagi yang “menganiaya” kita.
  2. Markus 11:24. Dalam ayat sebelumnya (ayat 23) Yesus mengajar mengenai ketetapan hati (iman), kemudian di ayat ini (ayat 24) Yesus mengajar tentang “melihat” jawaban doa jauh melebihi apa yang dilihat mata jasmani. Menariknya di ayat berikutnya (ayat 25) kembali diingatkan tentang mengampuni (hubungan dengan poin pertama).
  3. Lukas 22:41-42. Yesus mengajar tentang bagaimanapun pada akhirnya bukan kehendak kita, namun kehendak Bapa yang terjadi.

Sebagai penutup, saya rasa penting untuk diingat bahwa doa seharusnya bukan untuk memuaskan kemauan atau keinginan kita seperti yang diingatkan Rasul Yakobus dalam Yakobus 4:3.

Saat Anda Mengeluh, Ingatlah Doa-Doa Yang Pernah Terucap

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya karena ia tak bisa melihat. Ia membenci semua orang termasuk kekasih yang setia mendampinginya. Ia berkata pada kekasihnya bahwa bila ia bisa melihat dunia, ia akan menikahi kekasihnya.

Suatu hari ia mendapatkan donor mata dan ia bisa melihat dunia yang begitu luas. Sang kekasihpun bertanya, “Kini setelah kau bisa melihat semuanya, maukah kau menikah denganku?”

Sang gadis melihat kekasihnya dan terkejut karena mengetahui kekasihnya buta. Ia pun menolak untuk menikahinya. Dengan patah hati, sang pria meninggalkan wanita itu dan beberapa hari kemudian mengirimkan surat yang mencengangkan bagi sang kekasih. “Tolong jaga baik-baik sepasang mataku yang kini jadi milikmu, Sayang.”

Kisah di atas adalah sebuah gambaran mengenai perubahan dalam otak manusia ketika statusnya berubah. Banyak orang lupa dengan apa yang pernah mereka katakan dan siapa yang selalu ada di sisi mereka saat mereka sedang dalam masa yang sulit. Kita selalu melantunkan doa-doa, namun juga menerimanya dengan syarat. Seperti sang gadis yang bisa melihat lagi, saat doanya terkabul, ia menelan ludahnya sendiri dan mengecewakan dia yang selalu ada di sampingnya.

Ibarat kita yang berdoa hingga jungkir balik agar mendapatkan jodoh. Namun setelah mendapatkan jodoh, kita menyia-nyiakan kebaikannya, mengeluh dia tak seperti ini atau seperti itu. Ada pula yang berdoa tengah malam agar rejeki lancar. Begitu, terkabulkan dan menjadi mapan, lupa untuk menggunakan dengan bijak. Malah mengeluh masih banyak hal yang belum bisa didapatkan.

Berapa kali kita mengemis lewat doa namun saat diberi kita seperti lupa siapa kita sebelumnya? Berapa kali kita memohon namun saat diberi malah menyianyiakannya? Hidup ini adalah anugerah atas doa-doa yang kita panjatkan dan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan. Syukuri dan jagalah saat mereka datang. Tak ada hal yang sempurna, namun selalu ada hal yang terbaik yang dianugerahkan pada kita. (Sumber: Anonim)