Filipi 4:11-13.
Dalam pemahaman terbatas saya, alasan mengapa keuangan jarang dibahas, atau terlalu sering dibahas, dalam komunitas rohani adalah karena kuasa yang besar dari bahasan keuangan, dalam menggerakkan opini. Maksud saya adalah saat keuangan jarang dibahas dalam komunitas rohani, mereka mengidentifikasi keuangan dengan materialisme, sehingga ini bukanlah sesuatu yang berkenan kepada Tuhan. Padahal penggunaan uang untuk sesuatu yang bernilai kekal dibahas dalam Alkitab. Lukas 16:9.
Atau di sisi yang lain, ada komunitas rohani yang terus menerus membahas dan menekankan tentang keuangan, dengan pemahaman bahwa yang Tuhan mau bahwa setiap pengikut Kristus harus dalam kondisi yang kaya secara keuangan untuk membuktikan bahwa mereka diberkati Allah. Padahal Yesus berkata bahwa kekayaan bisa menjadi faktor yang menyulitkan untuk seseorang hidup dalam kehendak ilahi. Lukas 18:25.
Tetapi mari kita belajar mengenai keuangan dengan proporsional, bukan untuk melihatnya sebagai sumber kejahatan, melainkan menggunakannya sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Sebenarnya di mana posisi uang dalam kehidupan manusia? Uang adalah alat bantu. Sederhananya uang adalah alat yang memiliki nilai tukar. Sehingga sama seperti semua “alat” yang manusia miliki uang harus dikendalikan, bukan mengendalikan. Seperti yang seorang filsuf, bernama Francis Bacon, katakan bahwa uang adalah pelayan yang baik, tetapi tuan yang jahat.
Kutipan di atas membawa kepada 3 hal yang bisa menjadi pengajaran tentang masalah-masalah berkaitan dengan uang bagi pengikut Kristus. Masalah yang pertama adalah “cinta uang”. Kita tidak bisa menjelek-jelekkan uang sebagai hal yang buruk. Saya pernah mendengar siniar (podcast) dari Dave Ramsey yang berkata bahwa banyak bantuan dan perubahan ke arah yang lebih baik bisa dilakukan dengan uang, dan oleh orang yang memilikinya. Tetapi ketika seseseorang memiliki “cinta uang” maka ia membuka kesempatan untuk yang jahat timbul dalam dirinya. 1Timotius 6:10.
Yesus sendiri mengatakan bahwa kasih kita yang terutama adalah kepada Allah. Markus 12:29-30. Sehingga ketika Allah menginginkan agar kita mengasihi sesama (ayat 31) dengan membagi-bagikannya, kita melakukannya dengan senang. Bukan kemudian dengan sedih meninggalkan Yesus karena “kekayaan” yang dicintainya. Lukas 18:22-23. Kita bekerja untuk memperoleh “alat” supaya kita bisa berbuat baik, bukan untuk mencintai berusaha mendapatkannya dengan segala macam cara.
Masalah yang kedua sebenarnya masih berkaitan dengan cinta uang, tetapi dengan kondisi pemahaman psikologis yang berbeda. Masalah ini adalah judi. Tentu saja kita tidak bisa membaca di Alkitab secara literal larangan untuk berjudi. Tetapi ada peringatan-peringatan seperti di Amsal 13:11. Demikian juga cinta uang melalui judi membuat kita menjadi “senjata kelaliman” dan bukan “senjata kebenaran”. Roma 6:13.
Menurut APA (American Psychological Association), anak laki-laki dan pria dewasa adalah mereka yang rentan terhadap kecanduan judi.[1] Hal ini tentu saja dapat merusak keseimbangan dalam keluarga. Ketika orang-orang yang harusnya produktif dan bijaksana dalam memimpin keluarga malahan menjadi sumber masalah dalam keluarga. Ingat strategi iblis, ia “mencuri, membunuh, dan membinasakan”. Yohanes 10:10a.
Masalah yang ketiga agak dilematis, karena bisa jadi kebutuhan uang bukan sekadar dipakai untuk berjudi atau kegiatan ilegal, tetapi untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang salah. Masalah yang saya maksud adalah mengenai pinjaman online. Pinjam-meminjam bukan sesuatu yang salah, sampai ada niat yang salah di belakang aktivitas tersebut. Mazmur 37:21 mengajar kita bahwa niat yang salah menjadikan kita orang yang fasik. Fasik kalau diartikan adalah kejahatan, bertindak di luar kehendak Tuhan. Hal ini menjadi peringatan bagi kita dari strata sosial manapun kita. Ada kajian mengenai pinjaman online dari perspektif Amsal 22:7 yang menarik untuk dibaca.[2]
Paulus pernah mengingatkan mengenai tanggung jawab kita untuk mengasihi dan menghindari utang. Roma 13:8. Tentu saja saya tidak sedang memberikan label bahwa kredit adalah suatu tindakan jahat. Sekali lagi apa yang memotivasi kita, apakah kita bijaksana dan bertanggungjawab dengan hal itu? Memahami kondisi kita dapat menyelamatkan kita dari banyak kejahatan yang berhubungan dengan keuangan. Ibrani 13:5.
Pada akhirnya biarlah kita menyalibkan segala keinginan kita karena kita milik Kristus. Galatia 5:24. Berarti seluruh keuangan yang kita miliki pun milik DIA. Segala hal yang akan datang kita dapat menanggungnya di dalam DIA. Filipi 4:13.
[1] How Gambling Affect the Brain. https://www-apa-org.translate.goog/monitor/2023/07/how-gambling-affects-the-brain?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
[2] Mengkaji Pinjaman Online dalam Perspektif Amsal 22:7. https://www.researchgate.net/publication/378955952_Mengkaji_Pinjaman_Online_dalam_Perspektif_Amsal_227

Leave a comment