Kejadian 7:7
Dalam Alkitab pengurapan diartikan sebagai suatu pilihan ilahi. Individu-individu yang diurapi dalam Perjanjian Lama adalah imam (Keluaran 28:41), raja (1Samuel 9:16), dan nabi (1Raja-raja 19:16). Dalam Perjanjian Baru, Yesus, ketika membaca bagian dari Kitab Yesaya (Yesaya 61:1, Lukas 4:18) menyebutkan tentang pilihan ilahi dengan istilah “mengurapi”. Itulah mengapa kemudian Yesus disebut “Mesias” atau “Kristus” karena arti dari kedua istilah ini adalah “yang diurapi”.
Jadi ketika kita membahas mengenai keluarga yang diurapi kita membicarakan tentang keluarga yang dipilih Allah. Tujuan pilihan itu adalah untuk memenuhi kerinduan spesifik yang Tuhan inginkan. Misalnya kita lihat ada beberapa keluarga di Alkitab yang kita dapat pelajari.
- Keluarga Adam. Allah memilihnya untuk memenuhi bumi dengan individu-individu yang serupa dengan dirinya. Kejadian 1:28.
- Keluarga Abram/Abraham. Allah memilihnya supaya keturunan Abraham menjadi berkat. Kejadian 12:2.
- Keluarga Daud. Allah memilih Daud dan keturunannya untuk menjadi raja bagi bangsa pilihanNYA. 1Raja-raja 2:4.
Rencana Allah atas keluarga-keluarga yang diurapiNYA salah satunya adalah supaya mereka diberkati. Ini yang kemudian menjadi janji dari keturunan kepada keturunan. Kita melihat ini dalam perkataan penulis Amsal kepada anaknya. Amsal 3:1-1. Ini menjadi pemahaman secaa umum tentang berkat. Tetapi tujuan akhirnya bukan sekadar untuk kenikmatan duniawi, tetapi warisan ilahi. Suatu keluarga yang terhubung dengan Tuhan.
Itulah mengapa Allah sangat kecewa dengan usaha-usaha keluarga pilihan Allah yang malahan meninggalkan DIA dan melupakan kesetiaan Tuhan dalam hidup mereka. Ulangan 29:18-21. Melintasi zaman hal ini terus terjadi dalam berbagai bentuk. Dalam Hakim-hakim 3:7 Orang Israel beribadah kepada Baal dan Asyera, dalam Maleakhi 3:7-9 Orang Israel menipu Tuhan dalam hal persembahan, dan dalam Wahyu 3:15-19 Jemaat Laodikia tidak menyadari kekurangan mereka di hadapan Tuhan.
Kalau kita mau mengambil satu teladan dalam kehidupan keluarga yang terhubung dengan Allah, itu adalah Keluarga Yusuf dan Maria. Mereka memastikan keturunannya terhubung dengan Tuhan, meskipun Anak itu adalah Anak Allah yang Maha Tinggi. Lukas 2:21-22. Ada yang memberi label bahwa Keluarga Yusuf dan Maria adalah “keluarga kudus”.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan label tersebut karena memang makna “kudus” adalah dikhususkan atau dipisahkan. Allah mengkhususkan mereka dari individu-individu di Israel yang lain, untuk menjadi keluarga di mana Juruselamat Dunia, Yesus Kristus, lahir. Tetapi bukan berarti keluarga kita tidak bisa menjadi seperti mereka. Lihatlah unsur-unsur yang terkandung dalam kisah panggilan Yusuf dan Maria (Matius 2 dan Lukas 1).
- Anugerah, Kasih Karunia ilahi diberi.
- Ada keraguan dan pertanyaan.
- Namun kemudian percaya dan melakukan.
Bukankah ini juga apa yang terjadi pada kita dan keluarga kita. Sekarang apa yang perlu kita lakukan adalah percaya dan melakukan apa yang Tuhan firmankan dalam hidup kita dan keluarga kita. Memang generasi sudah silih berganti dan kita bisa menyaksikan ada perubahan-perubahan terjadi, baik yang menjadi lebih baik, ataupun yang menjadi lebih buruk. Kita hidup di dunia yang berbeda dengan yang dihidupi Yusuf dan Maria tetapi firman Allah tinggal tetap. 1Petrus 1:25.
Kita dipilih Allah dalam keluarga jasmani (yang memiliki hubungan darah) dan keluarga Rohani (disatukan oleh darah Kristus) supaya hidup kita memancarkan Kasih Allah. Karena itulah mengapa Allah menciptakan keluarga. Kalau kita melihat 1Yohanes 4:10-16 Allah yang adalah kasih menginginkan kasih itu ada dalam hidup keluarga Ilahi. Meskipun iblis berusaha merusak kasih dalam keluarga dengan hal-hal seperti:
- Perceraian.
- Kekerasan dalam Rumah Tangga (fisik dan verbal).
- Orientasi seksual yang menyimpang.
Keluarga ilahi seharusnya tetap berdiri kokoh. Karena ada penebusan darah Kristus, yang melepaskan kita dari kuasa gelap (pengaruh iblis seperti disebut dalam poin-poin di atas), dan dari dosa. Kolose 1:13-14. Ini yang membuat perubahan dalam cara kita bersikap terhadap keluarga jasmani dan rohani kita. Pahamilah bahwa kita adalah bagian dari keluarga ilahi.

Leave a comment