LIVING IN GOD’S POWER

2Korintus 12:9.

Ketika kita berbicara tentang kuasa Ilahi, maka kita memahaminya sebagai kuasa dari Roh Kudus. Kuasa yang diberikan untuk menjadi saksi seperti yang difirmankan Yesus dan tercatat di Kisah Para Rasul 1:8. Kuasa ini adalah pemberian baik yang Bapa berikan kepada anak-anakNYA. Lukas 11:11-13. Sehingga ini adalah milik kita orang-orang yang percaya.

Kuasa ini bentuknya bukanlah seperti kuasa yang dikenal dunia, seperti tenaga dalam, atau pelet (guna-guna), atau bahkan gendam. Kuasa ini kudus, maksudnya terpisah dari motivasi keduniawian. Kemudian kuasa ini didapatkan ketika pribadi Roh Kudus, oknum Allah Ketiga, itu turun atas kita.

Hidup dalam kuasa ilahi atau kuasa Roh Kudus bukan berarti segala sesuatu sesuai dengan kehendak kita. Ingat, hidup dalam kuasa ilahi berarti juga taat pada rencanaNYA. Karena kuasaNYA juga “nyata dalam kelemahan”. Ini sesuatu yang bertentangan dengan intuisi kita yang tidak pernah puas dengan suatu kemenangan.

Roh Kudus diberikan pada kita bukan untuk hal-hal ini:

  • Sekadar berbahasa lidah.

Bahasa lidah atau berbahasa roh adalah tanda seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus. Kisah Para Rasul 19:6. Namun bisa saja “diselewengkan” sama seperti hal-hal baik dari Allah yang lain juga. Yakobus 3:9. Karena itu penting untuk kita tidak menghakimi (Roma 14:10), tetapi tetap hidup dalam doa. 1Tesalonika 5:17.

  • Memamerkan mukjizat demi ketenaran/keuntungan.

Kuasa Roh Kudus diberikan untuk tujuan ilahi. Bukan untuk “alat manusia” supaya terlihat ilahi. Atau malah digunakan untuk keuntungan finansial. Kisah Para Rasul 8:18.

  • Kepentingan jasmani.

Setelah Paulus menumpangkan tangan atas kira-kira 12 orang di Efesus, orang-orang tersebut berbahasa roh dan bernubuat. Bedakan dengan karunia berbahasa roh dan menafsirkan bahasa roh di 1Korintus 12:10. Jadi bahasa roh yang menyertai turunnya Roh Kudus atas seseorang beda dengan karunia bahasa roh yang perlu juga karunia menerjemahkan roh. Bahasa roh yang muncul setelah seseorang dipenuhi Roh Kudus, diberikan untuk membangun rohaninya. 1Korintus 14:4.

Kuasa ilahi yang turun itu hidup di dalam kita, dan DIA menghasilkan Buah Roh. Buah Roh penuh dengan potensi (benih) yang baik, dan juga memuaskan yang menikmatinya. Itulah mengapa di Galatia 5:22-23, disebut “tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu”.

Dimulai dengan penguasaan diri, Buah Roh kulminasinya adalah perbuatan Kasih. Jadi hidup dalam kuasa ilahi pada akhirnya memimpin kita pada hukum yang terutama yaitu kasih. Matius 22:37-39. Kita tidak bisa mengasihi dengan kemampuan kita yang terbatas, kita perlu Roh Kudus. Hiduplah dalam kuasa roh, sinarilah dunia dengan kasih ilahi.

Leave a comment