Wahyu 22:21.
Ayat ini adalah ayat terakhir dari Alkitab, yang adalah firman Tuhan. Kalau kita meneliti ayat ini kata per kata kita akan menemukan kata “menyertai” yang juga dipakai di Matius 28:20. Dalam bahasa aslinya dapat dipahami sebagai “bantuan” bagi subjek yang mendapatkannya.
Kalau kita memahami kasih karunia dengan benar maka “kasih karunia” bukanlah izin untuk berbuat dosa. Roma 6:15. Melainkan bantuan Ilahi berupa kesempatan supaya kita, manusia yang berdosa kemudian bertobat. Roma 2:4. Jadi ini bukan seperti “cheat code” untuk permainan konsol, dimana kalau kita punya “kasih karunia” kita bisa berdosa terus menerus.
Kita bisa saja berhenti di sini dan bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang IA berikan kepada kita melalui Tuhan Yesus Kristus. Tetapi lebih dari itu kita ingin lebih paham di mana posisi kasih karunia dalam kehidupan sehari-hari kita. Karena kasih karunia bukan sesuatu yang hanya ada di gereja.
Kasih karunia pernah saya jelaskan sebagai suatu pemberian kepada seseorang yang tidak layak menerimanya. Mengapa orang tersebut tidak layak menerimanya adalah karena ia tidak melakukan apapun yang membuatnya layak. Namun demikian kasih karunia itu tetap ditawarkan kepadanya.
Jika kembali ke perbandingan Matius 28:20 dengan Wahyu 22:21 kita bisa menyimpulkan bahwa “kasih karunia” adalah pribadi Yesus. PribadiNYA ditawarkan kepada manusia, dan hanya di dalam namaNYA manusia dapat diselamatkan. Kisah Para Rasul 4:12. Sehingga kita semua yang hadir hari ini dan percaya kepadaNYA, kita sudah menerima kasih karunia.
Berbicara mengenai “hari ini”, dalam perspektif waktu, kasih karunia ada di mana? Masa lalu, masa kini, atau masa depan? Mari kita lihat Lukas 2:11, dalam peristiwa kelahiran Yesus, dan Lukas 23:43, dalam peristiwa kematian Yesus. Kita melihat kasih karunia itu diberikan “hari ini”.
Seorang konsultan bernama Tony Rodrigues pernah mengatakan bahwa hari ini sering dicuri oleh kekecewaan dan kekhawatiran. Karena tidak ada kekecewaan yang bisa mengubah masa lalu, dan juga tidak ada kekhawatiran yang dapat mengubah masa depan. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan hari ini, karena kemarin pernah menjadi hari ini, dan besok adalah hari ini yang belum terjadi.
Melihat bahwa kasih karunia diberikan hari ini, saya rasa tidaklah bijak jika kita merusak kasih karunia itu dengan kecewa/marah atas masa lalu kita. Kejadian 4:5. Apakah itu latar belakang yang di luar kuasa kita dan kesalahan yang tidak bisa kita ubah. Demikian juga kita akan menyia-nyiakan kasih karunia dengan khawatir akan masa depan kita. Matius 6:27. Apakah dengan cemas berlebihan, atau malahan tidak peduli dengan yang dilakukan sekarang karena ketakutan akan masa depan.
Untuk menyimpulkan apa yang saya sampaikan perhatikan poin-poin berikut:
- Yesus adalah kasih karunia.
- Kasih karunia itu diberikan selama masih ada hari ini.
- Menyia-nyiakan hari ini adalah sesuatu yang tidak bijak.
Arahkan keputusan kita hari ini, untuk bertobat, untuk memiliki pengharapan akan hidup kekal, pada Yesus Kristus yang tidak berubah. Ibrani 13:8. IA tidak berubah, karena IA adalah “hari ini” bagi orang-orang yang percaya padaNYA.

Leave a comment