Lukas 11:52.
Salah satu kunci untuk menjalani hidup dengan bijak adalah memiliki pengetahuan. Banyak sekali terjadi konflik, kecelakaan, dan kesesatan karena pengetahuan yang tidak adekuat. Contohnya dari apa yang bisa kita lihat di video-video dalam media sosial.
- Konflik karena kurangnya pengetahuan. Memahami konflik Palestina-Israel – Sebuah harga untuk kebebasan. https://www.youtube.com/watch?v=Jbx8bFmZD1Y
- Kecelakaan karena kurangnya pengetahuan. Pekerja instalasi Listrik – Tidak ada pengaman kerja. https://www.youtube.com/watch?v=LHy3mLOicMQ
- Kesesatan karena kurangnya pengetahuan. Saksi Yehova – Pemahaman Alkitab tanpa konteks. https://youtu.be/YF_MuNZDu7w?si=Zt5BoU7WVdDIaKyE
Itulah mengapa kita perlu memiliki pengetahuan yang menyeluruh terhadap suatu topik. Lalu kita juga harus menahan diri untuk tidak mudah untuk terjebak dalam suatu perdebatan yang tidak didasarkan penggalian pengetahuan dengan motivasi kasih. Alkitab mendorong kita untuk memperhatikan dengan saksama cara kita hidup (Efesus 5:15), berarti termasuk di dalamnya bagaimana kita memperlakukan pengetahuan, dan dalam konteks kita sebagai pengikut Kristus, pengetahuan firman.
Saat kita memiliki pengetahuan firman Tuhan, kita seharusnya membuka jalan bagi orang-orang (keluarga, rekan-rekan, mereka yang berjumpa dengan kita) untuk mengenal dan memahami kehendak Allah. Sehingga kita tidak malah menghalangi orang lain untuk memahami dan masuk ke dalam kerajaan Allah. Apa yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat sehingga Yesus mengecam mereka?
Salah satu yang mereka lakukan adalah menambahkan beban hukum. Para ahli Taurat sering kali menambahkan aturan dan peraturan yang tidak perlu, membuat hukum Allah menjadi lebih sulit untuk diikuti. Ini membuat orang-orang merasa terbebani dan sulit untuk mendekat kepada Allah. Matius 23:4.
Sebagai pengikut Kristus kita memahami bahwa kita bebas dari penghukuman kekal, dan memperoleh Roh yang memberi hidup, dan memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut. Roma 8:1-2. Ini terdengar seperti sesuatu yang “too good to be true”, suatu pandangan skeptis terhadap sesuatu yang terlalu baik. Tetapi inilah anugerah sesuatu yang tidak pantas kita dapatkan tetapi diberikan. Kita percaya Roh Allah yang akan memimpin seseorang untuk menghindari dosa.
Pemahaman kita tentang tidak ada lagi penghukuman, bukan berarti hidup pengikut Kristus tidak ada konsekuensi. Sejak di Perjanjian Lama Allah mengingatkan tentang suatu konsekuensi pribadi. Yeremia 31:29-30. Bahkan di Perjanjian Baru, Yesus mengingatkan bahwa mereka yang melakukan kesalahan setelah tahu banyak tentang kehendak Allah konsekuensinya lebih besar. Lukas 12:47-48.
Jadi hal-hal ini yang kita pelajari dan seharusnya bawa ke dalam keseharian kita:
- Kita perlu pengetahuan, khususnya pengetahuan akan firman Tuhan. Pengejaran akan pengetahuan firman juga adalah suatu tindakan bijak dalam menjalani hidup. Ini menghindarkan kita dari hal-hal yang bisa menyesatkan kita. 2Petrus 2:1.
- Pengetahuan firman yang kita miliki harusnya kita dedikasikan untuk membawa sebanyak mungkin orang kepada pengetahuan akan kebenaran yaitu tentang Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. 1Timotius 2:3. Kita tidak mau menghalangi orang-orang mengenal Yesus dengan cara hidup yang salah, dan pemahaman kita akan aturan-aturan Ilahi yang salah.
- Saat kita tahu tentang anugerah Allah yang melimpah, ini bukan membawa kita hidup semakin bebas, seperti tanpa konsekuensi. Perilaku ini bukan perilaku yang bijak. Namun kita makin berhati-hati dan menghindari dosa. Roma 6:14-18.

Leave a comment