IA MENYERTAI

Lukas 1:28.

Ketakutan adalah sesuatu yang lekat pada diri kita. Kalau saya beri waktu jemaat 30 detik saja untuk memberi tahu ke sebelah kiri-kanan Anda mengenai apa yang menakutkan Anda, saya percaya akan ada puluhan bahkan ratusan bentuk ketakutan yang berbeda. Mereka yang mengaku fobia bisa saja takut dengan ketinggian, sementara yang trauma bisa mengaku takut dengan naik motor misalnya.

Untuk fobia saja sebenarnya ada lebih dari 100 jenis fobia yang berbeda.[1] Salah satu fobia yang mungkin diidap seseorang yang mengalami gangguan dalam kesehatan mentalnya adalah autofobia, ketakutan berlebihan saat seseorang merasa sendirian. Fobia ini punya kedekatan gejala dengan monofobia dan eremfobia.[2]

Tentu saja saya tidak akan mengambil waktu lebih lama lagi untuk menjelaskan arti fobia itu satu per satu secara klinis. Tetapi yang menjadi bahasan saya bahwa “takut sendirian” bisa dikatakan sesuatu yang menghantui manusia. Saya pernah membahasnya beberapa minggu lalu dengan judul “I am Not Alone” yang bisa Anda temukan di media online GPdI Mahanaim Tegal.

Menariknya manusia juga adalah mahluk unik yang suka menantang dirinya. Sehingga jemaat mungkin pernah mendengar atau menonton tayangan-tayangan seperti “Fear Factor”, “Alone”, “Uji Nyali – Dunia Lain”. Namun saya rasa ada perbedaan yang jauh antara “sendirian” di sebuah acara reality show dengan benar-benar sendiri di dunia nyata. Anda tidak bisa “melambaikan tangan” di dunia nyata, lalu seseorang mendatangi Anda.

Kalau kita kembali ke ayat yang pertama kali kita baca tadi. Konteks peristiwanya adalah Maria dikunjungi oleh seorang malaikat Tuhan yang berkata kepadanya, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Jelas ini adalah pengalaman yang menggentarkan Maria. Kita bisa lihat itu dari respons Maria di ayat 29, dan perkataan lanjutan dari malaikat tersebut di ayat 30.

Namun demikian saya percaya ini adalah pesan yang juga Allah perdengarkan kepada Gereja Tuhan, Mempelai Perempuan dari Tuhan Yesus Kristus. Kalau jemaat perhatikan sekilas keberadaan Maria dan Gereja Tuhan yang Sempurna memiliki beberapa kesamaan:

  1. Perawan yang belum kawin. Menunjukkan kemurnian, tidak tercemar. Lukas 1:27, Wahyu 14:4 (gambaran bagian dari Gereja Sempurna[3]), Wahyu 3:4 (beberapa jemaat di Sardis yang disebut layak oleh Yesus).
  2. Roh Kudus turun atasnya. Menunjukkan kuasa ilahi yang bekerja. Lukas 1:35, Kisah Para Rasul 1:8.
  3. Menjadi target musuh. Menunjukkan perlawanan dari kuasa-kuasa jahat yang menguasai dunia. Matius 2:13 (bukan saja “Anak itu” yang akan dibunuh oleh Herodes), Wahyu 12:6 (gambaran masa penyingkiran Gereja Sempurna).

Jika Tuhan sudah menyertai Maria, tentu IA juga akan menyertai Gereja Tuhan, Mempelai Perempuan Kristus. Selama Anda di dalam Kristus, Anda tidak pernah sendiri! Kemudian di Lukas 1:28 juga disebutkan kepada Maria, sebagai “yang dikaruniai”.  Frasa ini dalam bahasa aslinya hanya digunakan sekali dalam Efesus 1:6.[4] Konteks dari “yang dikaruniakan-Nya kepada kita” adalah penerimaan oleh Allah kepada setiap orang percaya, sebagai anak-anakNYA. Ayat 5.

IA menyertai dan memberi karunia kepada Anda semua, anak-anakNYA. Kalau kembali kepada masalah “sendiri”. Bagi seorang anak “sendirian” adalah pengalaman yang sangat menakutkan. Itulah mengapa mereka menangis saat bangun sendirian, atau ketika sadar orang tuanya tidak berada di dekatnya.

Orang tua akan berusaha sedemikian rupa supaya bisa menyertai anaknya. Meskipun di beberapa budaya ada ritual inisiasi, yang salah satunya mengharuskan seorang anak belia pergi sendirian ke tempat yang sunyi dari keramaian orang dan bertahan hidup di sana.[5] Namun tetap penyertaan dari orang yang lebih dewasa, mengawasi anaknya melangkah kepada gerbang kedewasaan.

Bisakah kita melihat gambaran Allah yang menyertai kita, anak-anakNYA melebihi orang tua yang rindu menyertai anaknya? Saya menulis surat untuk anak saya, untuk memberi pemahaman dan jaminan bahwa ia tidak akan dibiarkan sendiri, ayahnya akan menyertai dia. Hal ini juga dilakukan Tuhan bagi kita, bukan?

Yesaya 49:14-16 menggambarkan surat jaminan Tuhan bagi orang Israel yang tersebar dalam pembuangan, mereka merasa sepertinya Allah tidak menyertai mereka, bahkan Allah melupakan mereka. Tapi itu bukan yang Allah lakukan. IA lebih dari orang tua di dunia (lihat juga Matius 7:11). IA melukiskan orang-orang yang dikasihiNYA di tanganNYA. Ini mungkin adalah gambaran di zaman dahulu, suatu perlambang kasih dan komitmen yang begitu kuat. Kidung Agung 8:6.

Tuhan sudah berjanji, dan waktu telah membuktikan IA tidak lalai akan janjiNYA. DIA pihak yang selalu dapat dipercaya. Apa komitmen yang kita bisa ambil ketika kita tahu bahwa IA selalu menyertai kita? Bukankah kita seharusnya berkata, “Aku akan setia padaMU, sekali Yesus, tetap Yesus dalam hidupku.”[6]


[1] Redaksi Halodoc, “Ketahui Jenis Fobia, Penyebab Rasa Takut yang Berlebihan” dalam  https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-jenis-fobia-penyebab-rasa-takut-yang-berlebihan. Terakhir diakses 11 November 2023.

[2] Chris Barber, “Loneliness and mental health”, British Journal of Mental Health Nursing Vol. 7, No. 5 (Nov.2018): 197-240.

 [3] J.S. Minandar, Eskatologi (Tegal: Mahanaim Publisher, 2020), 33. Google Books.

[4] Robert Jamieson, A. R. Fausset, David Brown, A Commentary, Critical and Explanatory, on the Old and New Testaments (Oak Harbor, WA – USA: Logos Research Systems, Inc., 1997), S. Lk 1:28. Libronix.

[5] John Davis, Ph.D., “Wilderness Rites of Passage: Initiation, Growth, and Healing”, A Paper for Naropa University, and for School of Lost Borders (November 2003), 3.

[6] Dengarkan lagu dengan tema “Sekali Yesus tetap Yesus” oleh Mahanaim Worship di tautan ini: https://www.youtube.com/watch?v=qPJ51J9e350 ; demikian juga oleh Franky Kuncoro di tautan ini: https://www.youtube.com/watch?v=PHGHiF6ad20

Leave a comment