Yohanes 14:21.
Yesus mengajar bahwa ada batasan-batasan yang perlu kita ikuti di dalam menunjukkan kasih kita kepada Tuhan. Dalam ayat ini batasan itu disebut “perintah Tuhan”.
Hal ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi kita, karena kita mengenali batasan-batasan dalam hubungan dengan orang lain. Batasan itu kita hormati karena kita mengasihi orang tersebut dan tidak ingin menimbulkan masalah ke depannya.
Contohnya dalam sebuah hubungan dengan lawan jenis. Kita tahu hal-hal yang tidak disukai oleh pasangan kita, maka kita tidak akan melakukannya dengan kesengajaan. Karena kita mengasihi dia.
Kalau kita mau melihat contoh yang lebih umum. Seseorang yang menghormati, menghargai peraturan di stasiun kereta, dan ingin menunjukkan kasih pada kepentingan umum, ia tidak akan melanggar batas garis di peron kereta. Ia sudah diingatkan bahwa penumpang harus berdiri di belakang batas garis penumpang yang biasanya berwarna kuning terang.
Batasan diadakan bukan sekadar untuk mengekang seseorang, dan membuat hidupnya lebih sulit. Namun batasan itu ada supaya menciptakan ketertiban dan menghindari kekacauan.
Kembali ke Alkitab dari ayat utama yang tadi kita baca ada suatu perintah, atau tuntutan untuk taat. Ketidaktaatan pada perintah biasanya menimbulkan kekacauan. Contohnya apa yang pernah saya sampaikan tentang cinta segi-lima di Kejadian 30:1-24. Padahal Tuhan tidak menciptakan manusia hanya untuk kepentingan beranak pinak seperti ternak. Harus ada keteraturan, seperti yang ditunjukkan dalam hubungan Adam yang memperistri Hawa.
Batasan dalam hidup kita setidaknya ada tiga (3), yang kalau kita langgar tentu ada konsekuensinya.
- Batasan Ilahi. Contohnya dalam Kejadian 2:16-17. Ketika manusia melewati batasan yang Tuhan beri, mereka terusir dari Taman Eden, dan usia mereka tidak pernah mencapai satu (1) hari Tuhan (Mazmur 90:4, 2Petrus 3:8).
- Batasan Sosial. Contohnya dalam 2Samuel 13:11-12. Ketika Amnon mengabaikan tatanan sosial yang diingatkan oleh Tamar. Ia tidak hanya mencelakakan dirinya, tetapi juga merusak masa depan Tamar. Ada batasan-batasan yang ditentukan oleh kelompok dimana kita bertumbuh, termasuk di dalam jemaat gereja lokal. Itulah mengapa Paulus pernah mengingatkan jemaat di Korintus akan orang-orang yang tidak mau hidup di dalam batasan sosial di gereja. 1Korintus 11:16.
- Batasan Pribadi. Contohnya dalam 1Raja-raja 21:2-3. Ketika Ahab tidak menghargai batasan pribadi dari Nabot, dan kemudian membiarkan istrinya dengan cara yang licik dan jahat. Akhir kehidupannya diakhiri dengan mati di kereta perangnya, dan darahnya dijilat anjing-anjing. Kalau kita membacar lebih lagi kisah keturunannya, sungguh sangat menyedihkan.
Jadi kita harus mengerti bahwa ada batasan untuk segala sesuatu. Menghargai batasan yang sehat membuat kita juga menghargai diri dan tidak membuat diri kita menjadi seperti orang bebal.
Batasan yang tidak sehat tentu ada di luar garis-garis Quadrilateral seperti yang banyak dipahami orang-orang Wesleyan.
Allah memberikan batasan untuk segala sesuatu, karena IA adalah Allah yang teratur (Ayub 38:8-11). Kita melihat keteraturan dari awal penciptaan, sampai kepada Akhir Zaman.
Roh Allah juga adalah roh yang membawa kepada keteraturan (2Timotius 1:7) yang pada terjemahan lain memakai kata “pengendalian diri”. Anak-anak Allah kendalikanlah dirimu dalam batasan yang sehat.

Leave a comment