BEBAN DALAM MELAYANI

Matius 11:28-30.  

Beberapa minggu yang lalu sudah sempat dibahas mengenai “Totalitas Melayani”, Jemaat bisa temukan video dan catatan khotbah tersebut di YouTube Channel dan di website resmi dari GPdI Mahanaim Tegal. Ketika kita berbicara mengenai melayani, sesuatu di dalam diri kita bisa jadi menolak untuk melakukan itu, karena memang lebih menyenangkan “dilayani” dari pada “melayani”. Matius 20:26-28. Itulah mengapa menjadi pengikut Yesus adalah suatu penyangkalan diri. Matius 16:24.

Kita harus sadar sebagai pengikut Kristus “melayani” adalah panggilan utama kita. Selain kita mengikuti teladan Kristus sebagai pengikut Yesus yang sejati. Kita juga melihat Allah sudah memanggil manusia untuk melayani dari awal penciptaan. Kejadian 1:26-29. Kita lihat bahwa Allah menciptakan manusia bukan untuk kesia-siaan, tetapi untuk suatu tujuan, yaitu untuk melayani dengan mengelola segala ciptaan Tuhan yang lain. Kita diciptakan untuk menjadi “manajer” dari bumi ini.

Coba kita turunkan dari ayat-ayat di atas, ciri-ciri seorang pelayan:

  1. Ia mendapat tugas, atau dengan kata lain ada tugas yang ditentukan untuk dikerjakannya.
  2. Ia dibentuk sesuai dengan gambaran tuannya, sehingga ia dapat mengerjakan apa yang tuannya bisa lakukan.
  3. Ia mendapat berkat dari tuannya. Kata “berkat” ini dapat mengandung dua makna:
    • Berkat yaitu makanan, yang dapat dinikmati dan berguna secara fisik.
    • Berkat yaitu pemberian berupa tanggung jawab (Komentar dari “The Bible Guide”)[1].

Jika kita bandingkan dengan gambaran seorang hamba di Lukas 17:7-10, maka kita bisa menemukan ciri-ciri yang sama. Secara khusus dalam ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa panggilan melayani untuk seorang hamba, adalah merendahkan hati dan mengorbankan kemauan diri. Hal ini senada dengan apa yang tadi sudah saya bahas di awal mengenai penyangkalan diri.  

Ketika kita melayani selalu akan ada tuntutan yang diharapkan dari pelayanan kita. Jemaat tentu ingat dengan kisah perumpamaan di Matius 25:14-30. Kita tidak bisa berharap bahwa ketika melayani kita bisa melakukannya dengan sembarangan, ada hasil yang diharapkan kita keluarkan. Kemudian ada juga upah menanti pelayanan yang baik dan setia. Jemaat harus ingat pengharapan kita adalah upah yang bernilai kekal dan mulia. Mari melayani bersama di Gereja lokal kita ini.

Sekali lagi menjadi pengikut Yesus yang melayani Tuhan dan sesama bukan sesuatu yang tanpa beban. Ada beban yang kita harus pikul saat melayani, tetapi ingatlah ada janji Ilahi yang Yesus sendiri katakan dalam Matius 11:28-30. Ini berarti Yesus memikul beban itu Bersama dengan kita, semua orang yang percaya padaNYA. Konteksnya di masa itu orang-orang Yahudi “melayani” Tuhan dengan tradisi-tradisi turun temurun yang semakin lama, semakin banyak, ini “beban berat” yang Yesus maksudkan. Yesus ingin kita mengiring dan melayani DIA dengan mengetahui bahwa IA ikut memikul beban itu bersama kita.


[1] Knowles, Andrew: The Bible Guide. 1st Augsburg books ed. Minneapolis, MN : Augsburg, 2001, S. 23

Leave a comment