Kisah Para Rasul 16:19-30
Saya yakin ini adalah sesuatu yang menjadi pengalaman dari kita semua. Dalam hidup ini semua orang harus merasakan sakit untuk dapat menghargai berharganya Kesehatan itu. Tetapi bukan sekadar itu, rasa sakit memberi kita sinyal bahaya yang penting untuk keberlangsungan hidup kita. Bahkan seseorang yang tidak bisa merasakan sakit dikatakan beberapa literatur medis bukan sebuah karunia, melainkan sebuah kutukan yang terselubung.[1]
Kita merasakan sakit juga untuk mendapatkan sesuatu. Bayangkan sakitnya seorang ibu yang melahirkan anak, seorang pekerja yang tidak mengambil cuti sakit untuk mendapat tambahan pendapatan, atau seorang atlet yang menahan rasa sakit di tubuhnya demi meraih kemenangan.
Kalau kembali kepada bagan “Pengharapan Akan Kemuliaan” setelah manusia jatuh dari kemuliaan yang mula-mula karena dosa, rasa sakit mulai masuk ke dalam kehidupan manusia. Lihat saja apa yang ditulis di dalam Kejadian 3:16-17, ungkapan “susah payah” dalam terjemahan aslinya dapat diartikan “sakit” atau “dengan sakit”.
Itulah mengapa pengharapan kita akan kemuliaan yang akan datang diwarnai dengan janji akan hilangnya “rasa sakit” dari kehidupan manusia. Wahyu 21:4. Dalam terjemahan NKJV dituliskan “no more pain”.[2] Hilangnya rasa sakit ini berbeda dengan kondisi medis yang saya sempat jelaskan di awal, karena di ayat tersebut dituliskan “…segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Hal ini merujuk kepada apa yang tertulis di 1Korintus 15:53, kita akan mengenakan tubuh yang “tidak dapat binasa”.
Namun sebelum kita mengalami kemuliaan yang akan datang, Gereja Tuhan masih ada di dunia, dan harus berhadapan dengan kejahatan dunia yang menyakitkan manusia rohani orang-orang percaya. Tetapi Yesus tidak akan mengambil kita dari dunia. Ingat doa Yesus di Yohanes 17:15? Yesus meminta kepada Bapa supaya kita dilindungi dari yang jahat! Apakah rasa sakit itu masih ada? Masih! Wahyu 12:2.
Jadi apa yang harus kita lakukan? Menahan rasa sakit itu sampai kita mendapat jawaban dari pengharapan kita. Kita percaya rasa sakit yang kita dapatkan demi nama Yesus, akan mendapatkan hasil. Paulus dan Silas menderita rasa sakit yang didapat mereka karena memberitakan Injil Yesus Kristus dengan kuasa. Mereka sakit secara psikis dan fisik (ayat 22-24) tetapi mereka menahan sakit yang mereka derita karena pengharapan akan hasil yang akan didapat. Allah menjawab pengharapan mereka dengan orang yang percaya pada pemberitaan mereka (ayat 30).
Jika Anda masih merasa sakit hari ini, itu adalah hal yang baik. Karena jika Anda bisa menahan sakit itu sampai sakit itu digantikan dengan kegembiraan, itu berarti kita setia sampai akhir. Maksudnya sampai kita dapat melihat Tuhan. Yohanes 16:20-22.
[1] David B. Morris, The culture of pain (California: University of California Press, 1991), 14.
[2] Rev. 21:4 (NKJV).

Leave a comment