From Death to Life

IMPACT (I Make Powerful ACTion)
1Timotius 4:12-13
Halo temen-temen di Zion Altar, salam kenal karena ini pertama kalinya saya dapat kesempatan ngobrol bareng dengan temen-temen semua. Seneng sekali bisa kenal dengan temen-temen baru dan kita bisa belajar bareng dari Firman Tuhan. Bahkan setelah break nanti kita bisa ngobrol langsung online, untuk mereka yang sudah kuliah dan kerja.
Saya rasa temen-temen sudah mengerti banget tentang aktivitas online, dan menjadi bagian setidaknya satu komunitas online. Kita hidup di dunia dimana informasi bergerak begitu cepat, dengan volume yang besar. Informasi digital menjadi tidak terpisahkan dengan keseharian kita.
Satu hal yang menarik dari generasi muda yaitu kita ingin berkontribusi kepada komunitas yang dibangun oleh generasi sebelum kita. Kita ingin terlibat dan ingin dilibatkan. Itulah kenapa banyak di Gereja-gereja, pelayan-pelayan Ibadah adalah anak muda.
Saya rasa ini juga terjadi di kisah-kisah Alkitab. Ada Yusuf perdana menteri di negeri Mesir, Gideon pembebas dari orang Midian, Daud pemimpin pasukan dan raja, ini dari Perjanjian Lama. Kalau kita masuk di Perjanjian Baru, ada Yesus guru dan pembuat mujizat (tentu saja pada akhirnya murid-muridNYA mengerti bahwa IA adalah Mesias, Juruselamat manusia), dan juga ada Timotius pelayan dan pemimpin Gereja di Efesus.
Sesuai dengan ayat tema utama kita, mari kita baca dulu 1Timotius 4:12-13. Konteksnya Paulus memiliki suatu tim pelayanan, dan Timotius membantu dalam perjalanan misi kedua Paulus. Tetapi kemudian ada kebutuhan pelayanan di Efesus dan Timotius ditempatkan sebagai pemimpin disana. Tentu sebagai pemimpin ada banyak hal yang harus dibereskan. Karena itu saya mendorong temen-temen untuk menghormati pemimpin-pemimpin yang ada di lingkungan kita. Karena tidak mudah untuk menjadi pemimpin yang baik.
Intinya di tengah semua kesulitan yang dihadapi (pengajaran sesat dan gaya hidup yang tidak jadi teladan, 1Timotius 1&2) Timotius harus bisa berbuat sesuatu yang berdampak (to make a powerful action). Namun tidak seperti pemerintah dan pembesar versi dunia (Matius 20:25), ia harus memberi dampak dengan melayani (ayat 28). Petunjuk Paulus kepada Timotius mengenai orang yang melayani adalah seperti ini:
“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.”
Hal Ini saya rasa sangat relevan dengan hidup kita. Saat kita SD kita ingin segera SMP, saat SMP ingin segera SMA. Ini terus berlanjut saat SMA kita ingin segera kuliah atau bekerja, saat bekerja kita tidak ingin disebut “junior” terus, kita ingin menjadi “senior”.
Ini terus terjadi karena usia yang lebih tua dianggap memiliki kekuatan lebih, kemampuan lebih dan mendapat perlakuan yang lebih baik. Maksudnya kita bisa memiliki dampak dengan menjadi semakin tua. Tapi ada solusi untuk mendapat kekuatan, kemampuan dan perlakuan baik dari orang-orang lain bahkan sedari muda. Itu ada di bagian berikut dari ayat 12 ini.
“Jadilah teladan bagi orang-orang percaya.”
Saya rasa frase ini ditulis “orang-orang percaya” karena konteksnya adalah Timotius sebagai pemimpin jemaat. Karena dalam 2Petrus 1:7 dikatakan untuk menambahkan “…kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”
Tentang teladan Yesus memberi pengertian bahwa hal itu harus dilakukan terlebih dahulu baru kemudian itu akan berdampak (Yohanes 13:12-15). Ini yang juga kita secara kolektif merasakan bahwa beberapa pemimpin dalam masyarakat gagal menjadi teladan dan jadi cibiran masyarakat yang dipimpinnya.
Kita anak-anak muda tertantang untuk tidak mengulangi teladan yang salah tentunya, dan melalui pertemuan virtual ini semoga kita kembali diingatkan untuk menjadi teladan yang benar. Mari kita lihat ada 5 hal yang menjadi indikator seorang yang jadi teladan.
Pertama. Bebas dari perkataan yang merendahkan, yang tidak berguna. Kita berpikir bahwa kata-kata kita hanyalah angin lalu, tapi lihatlah, perkataan yang sembarangan pada suatu saat akan mengikat kita. Matius 12:36.
Kedua. Bebas dari kelakuan yang jahat dan malas. Matius 25:26. Apa tingkah laku orang yang jahat dan malas? Ayat 24-25.
Ketiga. Kasih yang sepadan baik kepada Tuhan dan kepada sesama. Kasih adalah tingkatan tertinggi dalam kekristenan. Kita bisa lihat itu di Galatia 5:22-23, demikian juga 2Petrus 1:5-7. Hukum Taurat mengenalkan kita akan ketidakberdayaan kita, namun kasih adalah energi yang mengangkat, memulihkan dan menghidupkan kita. Hal itu juga berlaku ketika kita menunjukkan kasih kepada orang-orang lain. Tidak heran Yesus menyebut kasih sebagai hukum terutama. Matius 22:37-39.
Keempat. Kesetiaan. Tantangan orang muda untuk tetap setia, maksudnya tetap bertahan di tengah rupa-rupa angin pengajaran adalah bagaimana Anda tetap berdiri kokoh diatas kebenaran Allah. Apakah Anda akan membiarkan hidup Anda dipenuhi dusta iblis (Yohanes 8:44) atau memenuhi hidup Anda dengan perkataan Kristus dan hidup dalam kebenaran (Yohanes 14:6)?
Kelima. Kesucian. Hidup tidak di dalam dosa. Kesucian bukan berarti kita tidak bisa berdosa. Lalu ketika kita berdosa kita merasa tidak layak. Kita harus peka untuk menjaga hidup kita tidak tercemar. 1Yohanes 3:3-6.
Saya akan menutup dengan 1Timotius 4:13. Setelah menyebutkan lima area dalam menjadi teladan, Paulus kemudian mengatakan kepada Timotius tentang bertekun dalam membaca, membangun (dalam terjemahan lain disebut menasehati) dan mengajar. Saya melihatnya seperti ini temen-temen Zion Altar, bahwa untuk menjadi dampak, kita harus tetap mempersiapkan diri. Karena keberhasilan adalah titik pertemuan dari persiapan dan kesempatan.
Latihlah dirimu dengan Firman Tuhan, dengan diskusi, dengan berkomunitas. Universitas-universitas terkenal di dunia dimulai dari seminari, tempat Firman Tuhan dipelajari. Meskipun sayangnya sekarang mereka malah berbalik dan meremehkan Firman. Tetapi temen-temen Zion Altar, kita berbeda, kita punya kesempatan untuk membawa dampak.
GodblesS
JEFF