Yohanes 15:9. Belajar dari kasih Bapa. Ini adalah sesuatu yang begitu dasar dalam kekristenan, bahwa mungkin hanya kekristenan yang secara doktrin dan praktik memanggil Tuhan sebagai Bapa. Mengapa penting membahas ini di hadapan calon ayah, calon ibu, atau anda yang sudah menjadi ayah dan ibu, khususnya kita semua sebagai hamba-hamba Tuhan?
Ada beberapa statistik yang meskipun sampelnya bukan berasal dari Indonesia tetapi menurut saya data ini cukup mengkhawatirkan. Jadi ini statistik di Amerika Serikat mengenai “fatherless Generation” (http://www.rochesterareafatherhoodnetwork.org/statistics):
- 63% dari kasus bunuh diri pada anak muda dilakukan oleh mereka yang berasal dari rumah tangga yang kehilangan sosok bapa.
- 90% dari anak-anak yang menjadi gelandangan dan lari dari rumah berasal dari rumah tangga yang kehilangan sosok bapa.
- 85% dari semua anak-anak yang menunjukkan perilaku menyimpang berasal dari rumah tangga yang kehilangan sosok bapa.
Ada beberapa alasan lain mengapa saya membahas hal ini:
Kalau ada ajaran agama lain berkata “surga ada di telapak kaki ibu” (HR. An-Nasai, Ahmad dan Ath-Thabarani), Alkitab berkata “hormatilah ayahmu dan ibumu”. Keluaran 20:12. Jika Anda berpikir bahwa ini hanya ada di Perjanjian Lama, maka Anda salah. Perintah yang sama ditegaskan oleh Yesus di dalam Matius 15:4. Bahkan diulangi oleh Paulus saat menuliskan surat kepada jemaat di Efesus. Efesus. Efesus 6:2-3.
Jadi dalam Alkitab kita harus menghormati sosok ayah sama seperti menghormati sosok ibu. Saya percaya kalau selama ini Anda mengabaikan atau tidak pernah memikirkan ini, atau pernah terlintas namun Anda lupakan karena mungkin ada pengalaman negatif dengan sosok ini, firman Tuhan datang untuk berbicara secara pribadi dengan Anda.
Seorang ayah akan melakukan segala sesuatunya untuk anaknya. Saya sering memberi contoh hubungan ayah-anak dengan salah satu staf Gereja kami yang memiliki anak balita. Dia bukan sekedar “bapak” secara formal, dia bersuka atas anak ini, dia rela untuk direpotkan oleh anak ini, dan yang terpenting dia punya rancangan yang indah untuk anak ini.
Bagi saya inilah mengapa Yesus ingin kita pengikutNYA memanggil Tuhan bukan dengan sebutan-sebutan di Perjanjian Lama: Adonai, Yehova, atau bahkan Yahweh.
Panggilan Bapa adalah hubungan personal, dan itulah yang Yesus inginkan dengan kayu salib. Yesus ingin Anda diperdamaikan dengan Allah. Efesus 2:15-18. Karena IA bersuka atas Anda (Lukas 15:10 – pasal ini digambarkan di reff dari lagu “Reckless Love” ), IA rela Anda repotkan (Matius 11:28), dan IA punya rancangan yang indah untuk Anda (Yohanes 14:1-3).
Dia menyediakan cinta sejati bagi kita yang selalu mencari jawaban atas cinta, ingat kisah perempuan Samaria di Yohanes 4. Seseorang yang tahu ia dicintai tidak mencari cinta di tempat lain, bahkan dia berjalan dengan percaya diri, dan tidak mengemis cinta. Allah Bapa, “Ayah” kita di Surga, mencintai kita sedemikian. Itulah mengapa Paulus berusaha menjadikan “bapa-bapa” Kristen merefleksikan hal ini. Efesus 6:4.
Seorang ayah juga menyediakan makanan yang baik bagi anaknya (Lukas 11:11-12). Demikian di mana pun seorang Kristen sudah merasakan kasih Bapa, berusaha menjadi “bapa” bagi orang lain, dan menyediakan makanan yang baik bagi mereka. Firman Tuhan ini bukan hanya untuk mereka yang akan dan sudah jadi ayah saja. Ini juga untuk Anda apa pun pelayanan yang Anda akan jalani ke depan.
Saya tahu iblis, dan dunia di sekitar kita merusak gambaran ayah, bapa, abba, yang baik. Saya malah percaya iblis memulainya di Taman Eden dengan menipu Hawa, bahwa rancanganNYA tidak baik. Kejadian 3:4-5. Tetapi saya rindu kita kembali kepada kebenaranNYA, bagaimanapun latar belakang Anda dan status Anda sekarang. Ketahuilah bahwa Allah kita adalah Bapa yang baik dan mengasihi Anda.