Apa Berkat itu?

Sebagai orang Kristen kita semua sudah terbiasa mendengar dan mengatakan kata BERKAT. Tetapi jangan karena terbiasa, kita lupa apa sebenarnya BERKAT yang dimaksud Firman Tuhan.

Dua tokoh Alkitab yang akan saya angkat untuk mempelajari tentang “berkat”, adalah:

  • MARIA. Lukas 1:26-38.  
  • PETRUS. Lukas 5:1-11.

Berkat bukanlah tujuan hidup kita. Jika itu yang ada di pikiran kita, maka kita sudah terpengaruh dengan materialism/konsumerisme. Untuk hal itu ada peringatan bagi kita di 1Timotius 6:9.

Sebelum kita mengambil kesimpulan, mari kita lihat seorang tokoh lain. Ia adalah tokoh spritual (dari sisi Alkitab) dan tokoh sekular (dari sisi sejarah). Namanya YUSUF. Bagi Anda yang suka dengan sejarah, mungkin penasaran, apakah benar Yusuf ini ada dalam catatan Bangsa Mesir. Para penafsir Alkitab percaya bahwa, NAMA, PENAMPILAN, PENGGAMBARAN Yusuf adalah betul-betul Mesir. Tokoh yang paling dekat dengan gambaran “second-in-command” adalah INHOTEP.

Tapi saya tidak sedang membahas hal itu, let’s see from the Bible, Yusuf dicatat secara menarik.

  • Yusuf adalah PEKERJA.

Yusuf bukanlah orang yang suka berpangku tangan, meskipun pada awal hidupnya ada konotasi dia adalah seorang pemimpi. (Kej.37:19)

  • He is striving for SUCCESS.

Ini hal yang menarik. Banyak orang menyangka kesuksesan dunia bukan sesuatu yang Alkitabiah. Ingat hal ini, kita sukses bukan supaya dunia melihat kita, atau untuk melayani Dunia. Kita sukses karena kita MEMAKSIMALKAN potensi yang Tuhan beri di dalam hidup kita. (Kej.39:2-6)

  • Dia sering diidentikkan dengan Yesus. (Kej.30:25) (Luk.2:4)

Yusuf tidak pernah mengenal Yesus. Namun demikian Roh yang sama ada pada Yusuf.

Hal ini akan saya pergunakan untuk memotivasi Anda dengan kebenaran Firman Tuhan, untuk bergerak di Marketplace.

Konsep Marketplace ini sudah dikenal sejak jaman Gereja mula-mula, seperti apa yang dilakukan Paulus.

  • Kis.17:22-23 à Dia berdiri di sidang Aeropagus.
  • Kis.18:1-3 à Dia disebutkan sebagai “tukang kemah”.
  • Kis.19:8-10 à Dia disebutkan mengajar di ruang kuliah.

Marketplace adalah kumpulan pilar-pilar penyokong suatu masyarakat atau komunitas. Bersama dengan keluarga dan agama, marketplace membentuk dan menjadi karakteristik suatu masyarakat.                                                                     

  1. Arts (Seni) & Entertainment (Hiburan)*
  2. Business (Dunia Usaha)*
  3. Education (Pendidikan)*
  4. Government (Pemerintahan)*
  5. Media (Media informasi)*

Sehingga sekarang saya berbicara di atas kedua pilar keluarga & agama, menyodorkan kepada saudara pengertian mengenai bekerja dan memberi buah.

ALASAN


Untuk segala sesuatu ada alasan yang melatarbelakanginya. Allah menciptakan dunia ini karena IA adalah Allah yang kreatif, dinamis dan maha kuasa. Ini bisa kita lihat dari kalimat “jadilah” di sepanjang kisah minggu penciptaan. Demikian dalam penciptaan manusia IA “menjadikan” manusia “supaya mereka berkuasa”. Jadi manusia memang diciptakan dan diberi kuasa untuk mengelola ciptaan yang lain dengan cara kreatif dan dinamis, mirip dengan kualitas Sang Pencipta. Kejadian 1:3, 26.

Dengan pengertian ini sebagai dasar maka kita mengerti bahwa pasti ada alasan untuk sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita. Baik itu kejadian-kejadian yang kita lihat sebagai sesuatu yang positif maupun sebaliknya, kejadian-kejadian yang di pemandangan kita negatif.  Tentu saja pernyataan ini tidak semudah pengucapan atau penulisannya. Saat kita menjalaninya pikiran kita dipenuhi oleh tanda tanya dan keraguan. Kita coba belajar dari tokoh-tokoh Perjanjian Lama dan tokoh-tokoh Perjanjian Baru, dan coba belajar apa yang relevan di dalam hidup kita.

              Dalam Perjanjian Lama ada kisah tentang Rut, seorang yang bukan keturunan Israel, tetapi kemudian memiliki kesempatan untuk mengubah hidupnya, dengan kesetiaan yang ia miliki. Lalu kita kenal juga sosok Ester, seorang ratu bagi raja suatu bangsa, yang menjadi penjajah bangsa Yahudi. Kemudian Ayub yang sangat terkenal dengan cobaan-cobaan yang menimpa dia, sampai ke titik dia mempertanyakan Tuhan, tetapi kemudian pulih dan mendapat berkat dua kali ganda. Ini saya rasa yang menjadi titik penting dalam kisah mereka bertiga:

  1. Rut 1:16-17. Saat Rut mengambil komitmen mengasihi dengan setia.
  2. Ester 4:16. Saat Ester mempertaruhkan nyawanya untuk usaha menyelamatkan bangsanya.
  3. Ayub 1:21. Saat Ayub memutuskan memuji Tuhan di tengah kesulitannya.

Ketiga tokoh diatas adalah tokoh dari Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru kita melihat 3 kejadian dari 4 tokoh yang juga luar biasa:

  1. Markus 7:29. Saat Perempuan Siro Fenisia memiliki mata iman dan ketekunan yang diperkatakan.
  2. Kisah Para Rasul 4:19-20. Petrus dan Yohanes memiliki nilai yang tidak tergoncangkan intimidasi.
  3. 2Korintus 12:10. Paulus mengambil kesimpulan akan paradoks pengikut Kristus, karena kekuatan kita hanya Allah saja.

Allah selalu punya alasan dalam melakukan segala sesuatu. Ester ditaruh dalam suatu posisi dimana ia bisa memengaruhi keputusan raja. Paulus mengalami kelemahan supaya nyata bahwa kuasa Tuhan nyata dalam dirinya. Tentu saja di pihak kita, kita bisa mengambil 1001 alasan untuk meninggalkan Tuhan, untuk tidak melayani, untuk tidak memberi dan lainnya. Tetapi ingat satu hal ini kita diberi kuasa, dan dijadikan ahli waris (Galatia 4:6-7), masakan kita masih mau melepaskan itu untuk alasan lain?

GodblesS

JEFF

TRENDSETTER

(Yesaya 54:2)

Kita adalah orang-orang muda yang tahu bahwa kita diciptakan untuk jadi pengubah dan pembeda di lingkungan kita. That we will make history within some points in our young life! YOU ARE HISTORY MAKER!

This is getting exciting. Itu kenapa kemudian menjadi menarik ketika kemudian malam hari ini kita akan membahas mengenai “trendsetter”, even more intriguing when the question following that word is like this: are you a trend follower or a trend setter? This is shocking, isn’t it? Or for some of you it feels insulting. Wah, bagaimana dengan skinny jeans ku, apa kabar celana “gemes” yang baru dibeli, udah terlanjur diwarnain “ash grey” rambutku? Aduh, apa musti dihapus semua account social media, trus iPhone-iPad-iMac-ApplePen musti dijual di online shop? Hey hey hey, easy. Tenang dulu.

Saya percaya apa yang dimaksud oleh panitia acara ini bukan berarti kita kembali ke jaman batu karena kita nggak mau disebut trend follower. Cuma saya berusaha tangkap hati dari teman-teman panitia yang menyiapkan tema ini adalah jangan terjebak dengan TREND yang sudah ada, tanpa kemudian menyadari panggilan kita sebagai pengubah, pembeda, A TRENDSETTER. Coba kita baca apa yang Yesus katakan. Matius 5:13-16. Anda adalah pembeda. Menariknya disini dikatakan Yesus sebagai identitas kita. Jadi ini bukan sesuatu yang menjadi tujuan kita, atau life-goal kita. But you are already a SALT & LIGHT. 

Coba kita sekarang lihat apa yang ditulis dalam ayat pokok kita di Yesaya 54:2.

Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!

Kalau kita mau hubungkan dengan apa yang membuat kita berbeda dengan “melapangkan tempat kemah” atau “membentangkan tenda”? Apakah kita perlu jadi pramuka? Atau jadi Bedouin yang hidup di tenda-tenda?

Saya selalu percaya ungkapan ini, bahwa Perjanjian Lama adalah Perjanjian Baru yang tertutup, sedangkan Perjanjian Baru adalah Perjanjian Lama yang terbuka. Jadi segala sesuatu yang dituliskan dalam Perjanjian Lama adalah gambaran dari apa yang terjadi di Perjanjian Baru. Lalu apa maksudnya? Okay here it is: Kemah adalah suatu tempat tinggal atau kediaman pada jaman Perjanjian Lama, lebih khusus lagi bagi bangsa Israel mereka hidup dalam kemah-kemah ini selama 40 tahun pengembaraan di padang belantara. Mereka akan membangun kemah-kemah untuk hidup, bahkan mereka membangun Tabernakel (Kemah Suci Tuhan, Keluaran 25:8-9). Sehingga “kemah” kemudian menjadi gambaran tubuh kita, seperti apa yang dikatakan Paulus. 2Korintus 5:1-4. Dalam bagian lain disebutkan ada “kemah sejati” yaitu tempat kudus di Surga, yang bisa kemudian kita sandingkan dengan konsep Gereja yaitu perkumpulan orang percaya. Ibrani 8:1-2.

Gereja adalah kita, dan kita adalah gereja. Dalam hal ini apa yang dimaksud dengan “lapangkanlah”, “bentangkanlah” dan “panjangkanlah” maksudnya adalah memperlebar pengaruh kita kepada orang lain. Karena kita bisa menampung lebih banyak orang. Bukankah ini yang Yesus mau didalam hidup murid-muridNYA dengan berkata “pergi dan “memberitakan” kabar baik. Supaya pemberitaan Firman Tuhan lebih jauh dari sekedar Yerusalem, namun juga ke Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Kisah Para Rasul 1:8.

Lalu apa yang dimaksud dengan “jangan menghematnya”. Bukankah kita tidak boleh menghamburkan begitu saja sumber daya yang kita miliki. Save Energy! Tetapi apa yang dimaksud disini adalah bahwa kita akan bayar harga berapapun untuk menjadi dampak yang positif. Dalam Filipi 1:20-21 dengan berani Rasul Paulus berkata:

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Lebih lagi kepada Timotius, anak rohaninya, Paulus berkata di 2Timotius 1:11-12 

Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

Sampai disini saya harap Anda bisa melihat bahwa untuk menjadi seorang trendsetter kita harus berpikir bigger than ourselves, and willing to pay the price. Namun ada satu hal lagi yang penting di ayat utama kita, yaitu tentang “pancangkanlah kokoh patokmu. Ini berbicara tentang memiliki dasar keyakinan yang kuat dan kokoh, sehingga tidak mudah dibuat kuatir dan bimbang. Matius 6:25. Yesus mengatakan mengenai hal ini, karena yang terjadi di akhir jaman dalam Lukas 21:26 akan ada banyak orang yang akan mati ketakutan. Tetapi Anda adalah trendsetter, Anda itu seperti thermostat (mempengaruhi) dan bukannya thermometer (dipengaruhi).
So I will wrap up with these 3 values we have from what I have explained. To be a trendsetter you have to:

  1. Think and do bigger than yourself. Matius 5:41. Walk the extra mile.
  2. Willing to pay the price. Lukas 12:8-9. Don’t be ashamed.
  3. Have a good foundation of faith. Matius 7:24. Just do it.

GodblesS

JEFF