HARUS BAGAIMANA (A CHRISTIAN LIFE HACK)

Keluaran 4:1
Perlu dipahami bahwa setiap orang senang dibimbing, apalagi untuk sesuatu yang dia tidak mengerti dan jika hal itu berguna untuk dirinya. “Life Hack” adalah suatu istilah informal yang sering dipakai untuk menunjukkan suatu cara, kiat yang lebih mudah untuk melakukan sesuatu dalam hidup. Kanal YouTube dan TikTok menjadi beberapa platform media sosial yang sering dipakai orang-orang untuk berbagi life hack. Kalau ada life hack untuk hidup sehari-hari, apakah ada life hack untuk hidup seorang Kristen?
Kehidupan seorang Kristen bisa ada dalam dua ekstrem. Ekstrem pertama adalah kehidupan yang menyederhanakan segala sesuatunya, dan abai akan hal-hal lain. Istilah dalam bahasa Inggrisnya “oversimplify”. Ekstrim kedua adalah keterbalikan dari kehidupan yang sederhana, dimana segala sesuatu dibuat begitu rumit dan ujung-ujungnya adalah kewalahan dengan begitu banyaknya hal yang harus dilakukan. Istilah dalam bahasa Inggrisnya “overcomplicate”. Saya percaya, kita harus bisa menyeimbangkan hidup sedemikian rupa supaya hidup Kristen kita menjadi efektif.
Selama 2021 kita melihat bagaimana pandemi berlanjut, kekristenan dan banyak aspek kehidupan lain menjadi virtual, dan bahkan kekalahan timnas Indonesia di final ke-6 (meskipun masih ada kemungkinan tapi sulit sekali). Lalu bagaimana seharusnya hidup sebagai orang Kristen? Saya akan sampaikan life hack yang menurut saya penting, karena bisa digunakan untuk mengevaluasi diri kita di 2021. Tetapi hal ini juga bisa mempersiapkan kita menghadapi 2022. Hal ini berlaku bukan hanya untuk Generasi Z (maksudnya yang baru lahir di 2000-an), namun untuk semua generasi.
Ada dua ayat yang akan mengarahkan harus bagaimana kita dalam menjalani hidup Kristen. Pertama di dalam Yosua 1:8 tentang memperkatakan dan merenungkan Firman Allah. Kemudian yang kedua di dalam 1Tesalonika 5:16 tentang bersukacita.
— Mengenai memperkatakan dan merenungkan Firman Allah.
Salah satu hal yang penting dalam kehidupan kita adalah disiplin rohani. Ada banyak pengikut Kristus yang mengembangkan disiplin rohani seperti membaca bagian-bagian Alkitab, mengambil jam doa, berpuasa, menulis jurnal, dan lain sebagainya. Khusus tentang doa sebagai disiplin rohani, seorang rohaniawan bernama George dari New England Monastery pernah berkata, “Semakin saya sibuk dalam pelayanan, semakin saya sadar bahwa saya butuh waktu untuk disiplin rohani (berdoa) lebih banyak, untuk memberi energi bagi saya melayani siang dan malam.” Hal ini juga yang ditunjukkan Yesus di Matius 14:23.
Banyak orang Kristen mengerti bahwa doa adalah unsur penting dalam kehidupan rohaninya. Tetapi yang terjadi memang seringkali kita kesulitan untuk membagi waktu, ditengah padatnya aktivitas keseharian kita. Jika Anda belum punya model manajemen waktu sederhana untuk mengukur berapa jam yang Anda habiskan sepanjang hari atau sepanjang minggu, Anda bisa mengunduhnya di artikel tentang “Persiapan untuk Masa Depan” https://jeffminandar.com/sermons/sermon-outlines/prepare-for-the-future-persiapan-untuk-masa-depan/ Pada pertengahan artikel itu ada tautan untuk mengunduh file dengan format MS Excel. Model Manajemen Waktu ini dibuat dimotivasi oleh Mazmur 90:12.
Tetapi seorang rekan mengingatkan saya tentang “membuat waktu untuk berdoa” dan bukan “menyisihkan waktu untuk berdoa”. Kemudian saya berpikir untuk membangun suatu metode yang mungkin Anda bisa terapkan secara pribadi. Hal ini harus dilakukan dengan terus memandang pada Yesus (Ibrani 12:2), jadi jangan andalkan dan banggakan kemampuan kita untuk berdoa, tetapi malah minta kasih karunia-NYA untuk kita bijak “membuat waktu” untuk berdoa.
Jika Anda melihat tabel Manajemen Waktu, yang saya sebut diatas saya mengusulkan untuk mengambil “sepersepuluh” dari waktu kita selama 24 jam untuk doa pribadi. Jadi saya membulatkan itu jadi 2 jam 30 menit waktu doa pribadi. Apakah mungkin dengan kesibukan Anda? Jika dikonversi 2 jam 30 menit sama dengan 150 menit. Jika Anda pecah itu dalam doa-doa pribadi dengan durasi 15 menit maka Anda butuh 10 kesempatan untuk mencapai itu. Saya memecah 10 kesempatan itu setiap 90 menit. Dimulai Pk.06.00 dan berakhir Pk.19.30 (ini fleksibel dan bisa digeser mengikuti aktivitas Anda memulai atau mengakhiri hari).
Jadi secara garis besar disiplin rohani ini akan menjadi cerminan:
– Memperkatakan Firman Allah dan merenungkannya siang dan malam (Yosua 1:8), demikian juga menjadi persembahan korban syukur – ucapan bibir yang memuliakan namaNYA – yang senantiasa dinaikkan (Ibrani 13:15).
– Mempersembahkan sepersepuluh waktu saya – yang Tuhan berikan – dalam sehari untuk terhubung dengan Tuhan (Kejadian 28:22). Catatan: sama seperti konsep persepuluhan/persembahan dari pendapatan yang diajarkan Yesus, kalau Anda bisa memberi lebih dari sepersepuluh tentu itu kasih karunia Tuhan (Markus 12:44), lakukan dengan fokus pada DIA dan jangan jadikan ini seperti “hukum Taurat” yang dilakukan karena rasa takut, rasa bersalah atau rasa tertuduh (Yakobus 2:9-10). Melainkan dengan iman (Ibrani 11:6) dan didasari oleh kasih (1Korintus 13:3).
– Ambil waktu minimal 1 sampai maksimal 15 menit di setiap titik “kesempatan doa pribadi” (ini bisa menjadi lebih panjang durasinya jika Anda sudah tidak di jam sibuk). Mengatur durasi ini penting terutama ketika jam-jam “sibuk” Anda. Supaya pekerjaan dan tanggung jawab keseharian Anda tidak terbengkalai dengan alasan doa (Lukas 11:42).
– Konsep “kesempatan doa pribadi” bagi saya tidak terbatas dengan posisi berlutut, ditemani gitar, dan di tempat sepi (Yohanes 4:21, 23). Anda bisa saja berdiri, menundukkan kepala di salah satu sudut ruangan atau bangunan, atau di tempat duduk yang Anda temukan dan mengucapkan doa singkat dalam hati (khususnya jika Anda hanya bisa memberi 1 menit dalam kesempatan doa itu).
Anda bisa mengisi kesempatan doa pribadi sepanjang hari itu dengan:
o Membaca renungan harian, atau mengulang-ulang menyebut dalam hati ayat tema harian yang selalu baru setiap hari (saya memakai aplikasi YouVersion di HP, yang bisa disinkronisasi dengan http://www.bible.com di laptop/PC). Yosua 1:8.
o Menciptakan lagu rohani baru dari inspirasi Alkitab (saya tidak berusaha membuat lagu lengkap, kadang hanya satu kalimat yang saya ulang-ulang dengan 2 atau 3 chord gitar saja). Mazmur 33:3. Kalau Anda lebih nyaman dengan lagu yang sudah ada, silakan saja. Saya biasanya memakai http://www.psalmnote.com untuk mencari lirik dan chord yang bisa ditranspose hanya dengan satu klik saja. Atau mencari lagu instrumental Kristen di YouTube dan membaca perkataan iman atau ayat Alkitab diiringi lagu instrumental tersebut.
o Mengetik atau mencatat renungan yang berasal dari satu kata atau satu frase, misalnya “kebenaran”, “kasih karunia”, “bodoh”, dan lain-lain (saya memakai Google Keep di HP, yang bisa disinkronisasi otomatis dengan Google Chrome di laptop/PC). Ini adalah kebiasaan yang baik, dan ketika dibagikan bisa menguatkan iman orang lain. Yohanes 20:30-31.
— Mengenai bersukacita.
Mengapa Paulus menuliskan “bersukacitalah senantiasa”? Karena sukacita ini adalah sukacita yang dari Tuhan – sumbernya adalah Tuhan – (Roma 15:13, Galatia 5:22) bukan sekedar luapan perasaan manusia. Itulah mengapa sukacita yang Paulus maksud ini bisa berlangsung senantiasa (siang dan malam), 24/7 (24 jam sehari, 7 hari seminggu).
Pemicu sukacita ini pun bukan sesuatu yang dunia perdagangkan, dan menjadi kebutuhan dasar setiap manusia, melainkan dipicu/dikerjakan oleh Roh Kudus. Roma 14:17. Sehingga kondisi fisik (2Korintus 4:16) dan finansial (2Korintus 8:2) tidak akan memengaruhi sukacita itu.
Sehingga kaitan sukacita ini dengan doa sebagai disiplin rohani sangatlah erat. Dalam pujian-penyembahan, doa, dan persekutuan dengan Firman lah kita terhubung dengan Allah. Allah Roh Kudus yang memenuhi dan memimpin kita pada kemerdekaan (2Korintus 3:17) dan mengerjakan sukacita dalam kita (1Tesalonika 1:6).
GodblesS
JEFF
Memberi Berarti Berkorban

Banyak orang tua yang mengorbankan banyak hal untuk anak-anaknya. Pengorbanan itu adalah pemberian yang bisa jadi tidak telihat namun bukan berarti tidak berharga.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, yang makmur secara ekonomi dengan kesempatan sukses lebih besar, menjadi salah satu negara tujuan dari imigran yang ingin mengubah kondisinya menjadi lebih baik. Mereka mengorbankan banyak sekali uang untuk bisa masuk ke sana dan berharap anak mereka bisa mendapat kesempatan lebih baik daripada yang mereka terima di negara asal mereka.
Bukankah Tuhan Yesus melakukan hal demikian juga untuk kita? IA mengorbankan nyawaNYA bahkan supaya kita, anak-anak Allah, dapat lepas dari kebinasaan dan memulai hidup yang menuju kehidupan kekal. Yohanes 3:16.
Memberi artinya berkorban, memberi seharusnya berarti Anda mengambil kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat Anda merasa kehilangan. Memberi dengan berharap kembali bukan pengorbanan. Bayangkan seseorang yang mempersembahkan korban bakaran, semua bagian dari korban yang dibawanya terbakar menjadi abu, dan ia tidak mendapat sesuatu dari abu korban itu.
Namun Allah menjanjikan bahwa setiap korban yang diberikan segenap hati, tidak akan membuat orang yang memberi menjadi kekurangan.
Nicky Gumbel pernah menuliskan dalam renungan harian 365 hari yang dibuatnya di Bible.com, bahwa ada 4 hal yang bisa kita beri baik pada Tuhan maupun pada sesama:
- Persembahan lewat perkataan. Pujian, kata-kata yang membangun dan positf bisa dipersembahkan.
- Persembahan hidup. Tenaga, pikiran kita bisa kita persembahkan.
- Persembahan harta. Hasil yang kita dapatkan, dari kerja atau dari pemberian, sangat mungkin untuk kita persembahkan lagi.
- Pemberian kasih. Kasih ini ditunjukkan dengan meninggalkan yang buruk dan melakukan yang baik.
Tuhan layak menerima pemberian kita, karena IA memberi hidup bagi kita. Namun orang tua kita juga layak menerima pemberian kita, karena mereka adalah “partner” Tuhan yang menghadirkan kita ke dunia. Dalam Efesus 6:2 diingatkan bahwa menghormati ayah dan ibu mengandung janji kebahagiaan dan panjang umur bagi kita.
GodblesS
JEFF
Jeff Minandar now on Spotify

Link “PREPARE FOR THE FUTURE (Persiapan untuk Masa Depan)”

COURAGE FROM GOD (Luke 1:37)

What do you afraid of?
What do you scare of?
We all have something that is holding us back.
We all have something that we feared.
But what if you cross to that one life-changing moment.
A moment of courage.
A moment where you can take your leap of faith.
A moment of strength.
A moment shared between you and God.
For with God nothing shall be impossible.
Nothing is impossible with God (Message Bible Translation).
Mary, like other human beings, also experienced fear in her life. And I believe every one of us who come to this place also has “fear” and have something that we are afraid of. For some, it could be a fear of talking to someone new or maybe another kind of fear. It could be of animals, plants, places, or even something that you couldn’t see it, yet, like our future.
Let us go to the definition of the word “courage”. In one simple sentence, courage is persistence, perseverance even though there is a reason to fear. So, you know exactly what you fear something, but you choose not to give up on your fear. Courage itself could be an act of physical courage, moral courage, or psychological courage.
If you read our theme verse, in the Gospel according to Luke. We can learn a courageous act from Mary’s life story.It was started when she had the visitation from an angel, more details in Luke 1:26-38 (we can find parallel story also in Gospel according to Matthew). When I compared verses in Matthew and Luke, one important biblical value that popped out was about marriage.
Being committed to someone means you must be courageous. It’s easy to grab (or even pay) someone who you find attractive. But it’s hard, it needs the courage to keep yourself from doing that and committed to one person. Moreover, if there is a fear of rejection or a “mark” that you are “weird” and “not cool”. Matthew 16:26. Spiritually we are committed to our life-partner, Jesus.
Mankind is a unique species. They are doing a lot of horrendous things for the sake of love or fame. This is the world where the devil and his crafty evil plans try to rip you apart! The devil will try that with your family, with your close friends, with your significant others. However, remember this, an act of love (forgiving, admonishing, correcting, staying) needs a courageous heart.
Talking about a courageous heart, I can’t stop imagine Joseph, Mary’s fiancé. He is a good and noble guy but he heard the news about his fiancée who got pregnant before they are getting married. WWJD? What Would Joseph Do? Posting a status: UNFAITHFUL! Or an insta-picture with the caption: “all women are cheater”? No, he tried to compose himself and still showing his love and respect to Mary by divorced her in a quiet. Even though he has the right to do it publicly. You know sometimes courage is shown in a closed-door, love is not only about affection, but also a courageous act. When you release forgiveness to someone and wishing them all the best, you show them that you are a courageous person.
In such a condition you feel that you are losing meaning, you feel insignificant. But listen to this, your value, your meaning in this life is lay within the love that you have, not in love others don’t have. 1Corinthians 13:2. If you still remember the story of Joseph, do you remember who encouraged Joseph to take Mary as his wife? An angel. Now let’s forward our time capsule 33 years after that Angel came to meet Joseph, an angel also appeared to Jesus in His final hour at Gethsemane. Luke 22:43. What I can say, that was the appearance of the person Holy Spirit, the helping Spirit of God, like what Jesus had said in John 14:16-17.
At the end of this sermon, I want you to know that there are 3 pairs of significant threats in psychology that could cause you to lose courage. They are:
- Fate & Death
- Meaningless & Despair
- Guilt & Sin
The first two have been covered in the story of the first Christmas that I just told you in the last few minutes. But now maybe you have this guilty feeling over your life because you know that you have sinned before God. BUT, listen to this, your sin was the very reason Jesus came to this earth nearly 2000 years ago.
Is it possible for Him to forgive my huge mistakes? His coming is for the “sick” not for the “righteous healthy one.” Matthew 9:12.
Everything is possible because He is the Maker, the Source…
…and now He is standing right in front of your heart.
He says, “Be strong, take courage, for I love you so, and you are not alone.” Invite Jesus into your heart, invite the Holy Spirit to guide you and to give you the courage that you need.
Now available on e-Book format: “Anugerah Setiap Hari”

A simple book that has been part of my life. If you want to have a copy please visit:
Mahanaim Publishers (powered by Google Books),
or Mahanaim Online Shop (powered by Tokopedia).
Get it now for your food of thought.
Giving My Best (All of Me)

Kita semua sudah sama mengerti bahwa hidup rohani kita adalah seperti perlombaan. 1Korintus 9:24-25. In order to be the best, you have to give the best. Ini adalah suatu nilai umum yang sebagian besar orang akan setuju. You want to say: All of Me!!! The very best of me. Kalau Anda ingin menjadi yang terbaik (pemenang) Anda harus memberi usaha yang terbaik. Hanya didalam kondisi-kondisi tertentu saja seseorang yang tidak memberi yang terbaik kemudian bisa menjadi yang terbaik. Contohnya: ketika lawan pertandingan Anda lebih lemah atau tidak sebanding.
Tetapi DIA adalah yang “TER” untuk segala-galanya. Sehingga ketika DIA memberi maka itu adalah yang terbaik. Coba kita ingat ayat paling terkenal dan signifikan. Yohanes 3:16. Frase “begitu besar” bagi saya dimaknai sebagai yang “paling besar”. God is Love. Sehingga segala bentuk cinta/kasih dalam manusia tidak ada yang dapat menyaingi bentuk cinta/kasih Allah.
So, what is my point? Coba kita lihat dulu ayat di Kolose 3:23. Disitu dikatakan lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Sehingga dari ayat ini pun kita ambil kesimpulan bahwa patokannya atau standarnya adalah Tuhan. Mencintailah seperti Tuhan mencintai, berkatalah seperti Tuhan berkata, dan memberilah seperti Tuhan memberi.
Video skit: “Everything” – Lifehouse. Saya akan jelaskan video ini dan relevansi nya dengan hidup kita, dalam 3 scene.
Scene #1: “Allah menciptakan manusia.”
Sadarkah kita bahwa Allah memberi yang terbaik saat DIA menciptakan kita. Lihatlah semua yang diciptakanNYA sejak hari pertama. Semua sistem penunjang untuk suatu kehidupan manusia. Menariknya DIA berikan bagian dari diriNYA yaitu nafas hidupNYA. Itulah kenapa kita disebut “segambar dan serupa” dengan Allah. Apa yang biasa menjadi masalah klasik seorang manusia di semua rentang usia? Gambar diri. Mereka merasa kurang, merasa tidak semenarik si ini, merasa tidak segagah si itu, merasa tidak sepintar si anu. Stop it! Kita diciptakan dengan segala yang terbaik. Yesaya 43:4. Iblis, dan orang-orang yang diperdaya Iblis, akan berusaha merampas ini darimu dengan kata-kata mereka. Ingat si iblis itu adalah pencuri (Yohanes 10:10) dan seperti singa ompong, sebenarnya dia tidak memiliki “gigi” lagi, dia hanya bisa mengaum (1Petrus 5:8). Karena itu dia sekarang mengaum melalui kata-kata yang merendahkan engkau.
Dia mengaum lewat semua media yang membuat kita merasa kurang dan
kurang dan kurang. Know this, Tuhan sudah memberi yang terbaik dalam hidupmu. Lalu konsekuensinya apa bagi kita. Ketika kita mendapat yang terbaik, maka sekarang BERILAH YANG TERBAIK melalui kata-kata kita.
Scene #2: “Allah selalu berusaha menarik manusia kembali padaNYA.”
Ironis, ketika Tuhan sudah memberi yang terbaik untuk manusia, manusia malah memberi potensi yang terbaik dari dirinya untuk kepentingan dirinya, untuk dunia dan kesenangan dunia yang menipu, bukan dikembalikan pada Tuhan. Tetapi Tuhan selalu berusaha menarik manusia kembali padaNYA. Tuhan melakukan ini tidak dengan setengah-setengah, DIA tetap memberi yang terbaik. Seperti manusia yang kadang setengah hati dalam berusaha menarik perhatian sesamanya. DIA memberi segala usaha yang terbaik. Sadarkah bahwa jika kita masih memiliki kesempatan itu adalah Kasih Karunia Allah. Roma 2:4. Allah bisa mengingatkan kita dengan berbagai macam cara: bagi Musa itu dengan semak yang nampak terbakar tetapi tidak dihanguskan, bagi Daud itu kematian anaknya dengan Batsyeba, bagi Yunus itu pengalaman 3 hari 3 malam di perut ikan, bagi Petrus itu mimpi dari Allah dan teguran dari Paulus, dan bagi Paulus duri dalam dagingnya. Ketika kita mendapat yang terbaik, BERUSAHALAH.
Scene #3: “Allah menjadi manusia: anak yang tunggal adalah yang terbaik.”
Kasih Allah ini seperti kisah seorang Bapa di Lukas 15:22. Tentu saja dari yang hadir rata-rata belum merasakan pengalaman memiliki anak. Namun bagi saya kasih yang ditunjukkan kepada anaknya yang terhilang itu melebihi akal. Anak yang bersalah diberikan jubah yang terbaik. Itu seperti air comberan tetapi dibalas air susu. Inilah Allah yang kita sembah di dalam nama Yesus Kristus.
Inilah yang Allah harapkan dari kita. Memberi yang terbaik, bukan karena kita mengharapkan “karma” baik. Tetapi karena iman. Sebab orang percaya hidup oleh iman. Galatia 3:11.
Doa & Tujuan Hidup

Kita semua diciptakan untuk suatu tujuan. Hanya saja seringkali kita tidak mengerti tujuan kita. Kemudian situasi ini diperparah dengan tindakan kita yang membiarkan orang lain atau oknum lain yang bukan Tuhan untuk menentukan tujuan hidup kita. T.D Jakes seorang hamba Tuhan dari Amerika Serikat menggambarkan hidup kita dan tujuan hidup adalah seperti logam dan magnet. Magnet itu akan mengeluarkan medan daya yang menarik logam itu mendekat. Masalahnya kadang kita meletakkan logam itu di dalam wadah, yang tidak memungkinkan magnet itu untuk menariknya. Wadah itu bisa berupa apapun misalnya harta, tahta dan cinta. Iblis senang ketika diri kita ada dalam wadah keterbatasan ini. Anda bisa berkata:
– Saya tidak cukup kaya untuk menjadi pemberi.
– Saya tidak cukup berkuasa untuk mempengaruhi.
– Saya tidak cukup menarik untuk mencintai.
Ketiga hal ini adalah cara pikir yang salah dan berbahaya, yang akan memicu pengejaran akan kekayaan, kekuasaan, dan pengakuan. Segala seuatu yang salah dimulai dari pikiran. Hawa bersalah ketika berpikir bahwa dia bisa menjadi sama dengan Allah. Daud bersalah saat dia berpikir bahwa dia bisa membunuh dan berzinah tanpa diketahui oleh Allah. Yudas bersalah saat dia berpikir bahwa satu-satunya jalan adalah dengan menghukum dirinya.
Mari kita mulai dengan apa kata Tuhan di dalam Kejadian 1:31. Tuhan menciptakan kita dengan “sungguh amat baik”. Karena itu kita dirancang untuk melakukan perbuatan baik. Hal ini tercatat juga dalam perkataan Yesus ketika IA berkata: “Hendaklah terangmu bercahaya” Matius 5:16 . Menariknya saya mendengar staf gereja berkata, bahwa Yesus tidak berkata AKAN namun ADALAH. Itu berarti dari mulanya Tuhan punya tujuan itu dalam diri kita, kita diciptakan untuk menjadi dampak bagi dunia.
Seringkali kemudian kita berkata bahwa lingkungan kita yang bertanggungjawab atas keadaan kita sekarang. Dalam satu sisi itu benar memiliki pengaruh. Tetapi tahukah kita bahwa kita tidak dilahirkan sebagai koruptor. Kita tidak diciptakan untuk menjadi pendusta. Kita tidak diciptakan untuk apa pun yang salah yang sekarang sedang terjadi dalam hidup kita. Semua itu terjadi karena rangkaian keputusan yang kita ambil dalam hidup ini. Tentu saja akan sangat mudah untuk menyalahkan sesuatu atau seseorang untuk keadaan kita sekarang. Namun ketahuilah alasan mengapa Anda tidak mencapai tujuanmu adalah karena diri kita sendiri. Yakobus 4:1-2.
Berdoa kemudian menjadi inti jawaban dari semua halangan kepada tujuan hidup kita. Berdoa adalah suatu komunikasi kita dengan pencipta kita. Ingatlah bahwa komunikasi itu bukan sekedar berkata-kata tetapi harus ada transfer pemahaman. Kita harus mengerti bahasa Allah. Bagaimana? Lewat Firman Allah. Lewat Alkitab.
Menariknya Paulus menyampaikan mengenai doa ketika dia selesai menasehati Jemaat Efesus tentang perlengkapan rohani. Efesus 6:10-20. Secara khusus saya ingin Anda melihat ke ayat 18. Dikatakan berdoalah dan berjagalah.dalam doamu. Maksudnya Iblis akan mencari titik lemah kita, kemudian menunggu waktu yang baik untuk menjatuhkan kita. Lukas 4:13. Karena itu kita diminta untuk berdoa dan berjaga. Sehingga kita bisa tetap berdiri sampai akhir. Hal berikut yang penting untuk saya sampaikan adalah Anda mungkin memulai dengan tidak meyakinkan, tapi pastikan Anda tetap berdiri sampai akhir.
Malam ini ambil keputusan dengan berdoa, ingat bahwa Anda di masa depan adalah apa yang Anda putuskan sekarang, tinggalkan masa lalu Anda. Berjagalah dalam doa, karena Iblis dan kuasa jahatnya sedang dan akan berusaha terus menerus menyerang untuk menjatuhkan kita. Kemudian berdoalah supaya kita mengerti apa tujuan Tuhan dalam hidup kita, dan kita bisa mendapatkannya untuk kehidupan yang penuh dalam Kristus.
Order Buku: “Anugerah Setiap Hari”

Sekarang sudah bisa order buku: “Anugerah Setiap Hari” via Tokopedia – Mahanaim Online Shop.
https://www.tokopedia.com/mahanaim-e-shop/buku-anugerah-setiap-hari-by-sdr-jeff-minandar
Bisa juga didapatkan di Mahanaim Corner (Toko Buku Mahanaim) Jl.Kapten Ismail 137 Tegal, atau juga bisa didapatkan di Toko Buku Berea (SAB) Jl.Soekarno-Hatta 7-9 Batu.
Harga setelah tanggal 27-Mei-2016 adalah Rp.60.000,- dan setiap pembelian buku ini sepertiganya akan disumbangkan untuk Pelayanan Departemen Lintas Budaya GPdI Mahanaim Tegal.